Rabu 26 Feb 2020 17:34 WIB

Bolehkah Puasa Rajab dan Qadha Puasa Ramadhan Sekaligus?

Menggabungkan puasa wajib dengan niat puasa sunnah tidak dibolehkan.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Nashih Nashrullah
Menggabungkan puasa wajib dengan niat puasa sunnah tidak dibolehkan. Puasa Rajab.
Foto: republika
Menggabungkan puasa wajib dengan niat puasa sunnah tidak dibolehkan. Puasa Rajab.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Datangnya Rajab mengingatkan akan semakin dekatnya bulan Ramadhan. Bagi yang memiliki utang puasa dari Ramadhan yang lalu, maka seyogianya segera melunasi puasa yang ditinggalkannya dalam dua bulan sebelum Ramadhan mendatang.

Puasa yang dilakukan seseorang untuk mengganti puasa wajib yang tertinggal atau karena suatu hal yang membuat batal puasa wajibnya, tetapi tidak ada unsur kesengajaan dan hanya karena tidak mampu atau tengah uzur (berhalangan), itu dinamakan puasa qadha. 

Baca Juga

Jumlah hitungan puasa qadha itu disesuaikan dengan jumlah puasa yang ditinggalkan selama Ramadhan.

Namun demikian, pada Rajab sendiri disunnahkan menjalankan puasa. 

Karenanya, umat Islam biasanya melakukan puasa sunnah pada Rajab dengan tujuan meraih keutamaan dari bulan haram ini dan ridha Allah semata. 

Namun, bagaimana bagi orang yang masih memiliki tanggungan puasa qadha? Apakah boleh menggabungkan niat puasa qadha dengan puasa sunah Rajab? 

Misalnya, seseorang berpuasa dengan dua niat sekaligus. Pertama, dia berniat untuk berpuasa sunnah pada Rajab. Kedua, dengan puasanya itu dia sekalian berniat untuk membayar hutang puasa atau qadha puasa Ramadhan.

Menjawab ini, Direktur Rumah Fikih Indonesia (RFI), Ustaz Ahmad Sarwat, mengatakan bahwa tidak dibolehkan meniatkan puasa sunnah Rajab dengan puasa qadha sekaligus. Sebab, menurutnya, puasa qadha termasuk jajaran puasa wajib.

"Puasa wajib itu niatnya harus spesifik, tidak boleh niatnya hanya digabungkan dengan niat puasa yang lain, termasuk dengan puasa sunnah. Yang boleh digabungkan itu puasa sunnah saja," kata Ustaz Sarwat, melalui pesan elektronik kepada Republika.co.id, Selasa (25/2).

Dibolehkannya menggabungkan niat beberapa puasa sunnah itu sebagaimana dikemukakan Imam Al-Kurdi. Menurut beliau, hukumnya diperbolehkan dan mendapat pahala kedua puasa tersebut. Karena menggabungkan niat beberapa puasa sunnah seperti puasa Arafah dan puasa Senin-Kamis adalah boleh dan disebutkan mendapatkan pahala keduanya.

Pernyataan Ustaz Sarwat ini juga senada dengan yang dijelaskan Muhammad Anis Sumaji dan Muhammad Najmuddin Zuhdi dalam bukunya yang berjudul "125 Masalah Puasa." Disebutkan, bahwa seseorang tidak boleh membayar utang puasa atau puasa qadha bersamaan dengan puasa sunnah. Meskipun, hal itu dilakukan oleh banyak orang.

Disebutkan, bahwa tidak ada ayat atau hadis yang menerangkan tentang bolehnya membayar utang puasa bersamaan dengan puasa sunnah. Sebagian ulama juga menambahkan, bahwa barangsiapa mengqadha puasa bersamaan puasa sunnah, yang diterima hanyalah puasa qadha, sedangkan puasa sunnahnya batal. (Kiki Sakinah)

  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement