Selasa 25 Feb 2020 22:31 WIB

JK Beberkan Mengapa Islam Indonesia Lebih Ramah dan Damai

Islam Indonesia lebih ramah karena pendakwah Islam utamakan damai.

Mantan Wapres Jusuf Kalla mengungkapkan mengapa Islam Indonesia damai dan moderat.
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Mantan Wapres Jusuf Kalla mengungkapkan mengapa Islam Indonesia damai dan moderat.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG— Mantan wakil presiden Jusuf Kalla mengingatkan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk terus menjaga toleransi antarumat beragama dan menjadikan perbedaan serta keberagaman sebagai kekuatan, bukan sumber perpecahan.

JK mengatakan Indonesia memiliki pengalaman dimana perbedaan paham bisa menjadi sumber konflik yang besar dan pertentangan. Namun, saat ini, dengan pemahaman yang lebih baik, hal tersebut tidak lagi terjadi.

Baca Juga

"Kita ingin toleransi dicapai dan terus dijaga di Indonesia. Di Indonesia pernah ada pertentangan, namun sekarang tidak adalagi permasalahan, kita bersyukur akan hal itu," kata JK, di Kota Malang, Jawa Timur, Selasa (25/2).

JK menambahkan bahwa dengan mayoritas penduduk beragama Islam, masyarakat Indonesia menghormati seluruh agama yang ada sehingga mampu menciptakan rasa kedamaian bagi seluruh masyarakat.

Menurut JK, Islam di Indonesia dibawa masuk oleh para ulama yang mengutamakan kedamaian, sehingga pada saat itu, masa transisi dari agama Hindu ke Islam semuanya berjalan dengan toleransi yang baik.

"Mengapa Islam di Indonesia ini lebih ramah, dan juga lebih moderat, karena dalam sejarahnya Islam di Indonesia dibawa para ulama yang mengutamakan kedamaian, sehingga transisi agama dari Hindu ke Islam semuanya dengan toleransi yang baik," katanya.

JK menyayangkan adanya konflik di dunia yang mengorbankan umat Islam, seperti di Suriah, Yaman, Libya, dan Afghanistan. 

Oleh karena itu, JK mendukung Rabithah Al Alam Al Islami (RAI) atau Liga Dunia Muslim, yang terus menyuarakan perdamaian. "Niat baik Rabithah Al Alam Al Islami harus kita dukung, dan tentunya kita bantu. Bagaimana upaya untuk perdamaian, dalam rangka moderasi Islam, dan moderasi beragama," kata JK.

Dalam kesempatan itu, tokoh moderasi Islam dunia Dr Muhammad bin Abdul Karim Al Issa mendapatkan gelar kehormatan Honoris Causa (HC) dari Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, pada bidang sejarah peradaban Islam.

JK menambahkan, tugas Rabithah Al Alam Al Islami untuk terus menyuarakan perdamaian tersebut bukanlah hal yang mudah sehingga perlu dukungan dari seluruh pihak, seperti Indonesia yang mayoritas memiliki penduduk Muslim tersebut.

"Tugas Al Issa, dan kita semua, untuk menciptakan moderasi, perdamaian, tentu bukan merupakan tugas yang mudah. Keberagaman itu kekuatan, bukan kelemahan, mari kita saling menghargai perbedaan satu sama lain," kata JK.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement