REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktur Penerangan Agama Islam, Juraidi menilai Islamic Book Fair (IBF) adalah bagian dari upaya meningkatkan literasi umat Islam. Sebab literasi masyarakat Indonesia yang mayoritas Muslim masih tergolong rendah.
"Saya pikir Islamic Book Fair ini bagian dari upaya untuk meningkatkan literasi umat Islam, saya pikir (IBF) pasti akan ada manfaatnya dalam rangka meningkatkan literasi umat Islam khususnya," kata Juraidi kepada Republika, Senin (24/2).
Juraidi menjelaskan, tingkat literasi masyarakat Indonesia berdasarkan hasil survei Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) tergolong sangat rendah. Dari puluhan negara yang disurvei tingkat literasinya, Indonesia menempati urutan bawah.
Dia juga menyarankan agar IBF ke depannya lebih banyak melibatkan para penerbit buku dan pegiat literasi. Kalau bisa diadakan semacam motivasi untuk memicu semangat membaca dan menulis generasi milenial melalui lomba-lomba. "IBF sudah bagus dalam upaya meningkatkan literasi umat," ujar Juraidi.
IBF 2020 diselenggarakan Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) DKI Jakarta di Jakarta Convention Center (JCC) pada 26 Februari - 1 Maret 2020. Di IBF ke-19 ini akan ada 175 penerbit buku dan 168 non penerbit. Sebanyak 343 stan di IBF akan diisi oleh penerbit buku, travel, perbankan, lembaga filantropi, instansi pemerintah, media massa, UMKM, busana Muslim, properti syariah, mainan anak, kuliner, dan lain sebagainya.
Selain itu, akan ada 54 ribu judul buku dari ratusan penerbit yang dipamerkan di IBF. Setiap judul buku rata-rata ada sekitar 35 eksemplar. Artinya akan ada sekitar 2 juta eksemplar buku di IBF 2020. Rata-rata pengunjung IBF dalam beberapa tahun terakhir setiap harinya mencapai sekitar 30 ribu orang.