Senin 24 Feb 2020 04:47 WIB

Anjuran Nabi Muhammad untuk Menyayangi Saudari Perempuan Ibu

Nabi Muhammad menganjurkan khidmat kepada saudari perempuan ibu.

Anjuran Nabi Muhammad untuk Menyayangi Saudari Perempuan Ibu. Foto Ilustrasi: Kaum Wanita Palestina membaca ALquran sebelum  shalat Jumat berjamaah di kompleks Masjidl Aqsa
Foto: Ammar Awad/Reuters
Anjuran Nabi Muhammad untuk Menyayangi Saudari Perempuan Ibu. Foto Ilustrasi: Kaum Wanita Palestina membaca ALquran sebelum shalat Jumat berjamaah di kompleks Masjidl Aqsa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prof DR Hamka (Buya Hamka) dalam bukunya yang berjudul Buya Hamka berbicara tentang Perempuan menganjurkan agar kita menghormati kakak dari ibu atau adiknya, seperti kita menghormati ibu sendiri. Dalam bahasa Arab, disebut dengan khalah.

Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad bersabda:

Baca Juga

"Khalah adalah pada tempat ibu." (HR Bukhari dan Muslim)

Pada hadits yang lain disebutkan:

"Khalah itu tidak lain adalah ibu juga." (HR Baihaqi)

Seseorang datang kepada Nabi Muhammad dan dia bertanya, dapatkah kiranya dosanya diampuni Allah.

Nabi kemudian bertanya, "Apakah ibumu masih hidup?"

Ia menjawab, "Ibuku sudah meninggal."

Nabi bertanya lagi, "Apakah khalah-mu masih hidup?"

Ia menjawab, "Masih."

Bersabdalah beliau, "Berikhidmatlah kepada khalah-mu itu."

Buya Hamka menjelaskan, banyak lagi hadits lain yang menjelaskan kedudukan khalah (Makcik, mak tua, etek, bibi, tante, dan lain-lain menurut bahasa yang dipakai).

Bila ada seorang anak yang ibunya meninggal sedang ia masih kecil, di dalam hukum fiqih disebutkan bahwa orang yang pertama beerhak mengasuh anak tersebut adalah saudara perempuan dari ibunya. Kasihnyalah yang lebih dekat walaupun ayah anak tersebut masih ada. "Kurang tepat jika pengasuhan anak tersebut diserahkan kepada ibu tirinya," tulis Buya Hamka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement