Ahad 23 Feb 2020 19:26 WIB

Ikapi: IBF Tempat Berkumpul Para Pegiat Literasi

IBF adalah tempat berkumpulnya orang-orang yang peduli terhadap dunia literasi.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Gita Amanda
Ikapi mengatakan IBF bukan sekadar pameran buku karena IBF adalah tempat berkumpulnya orang-orang yang peduli terhadap dunia literasi. Foto Islamic Book Fair, (ilustrasi).
Foto: Abdan Syakura_Republika
Ikapi mengatakan IBF bukan sekadar pameran buku karena IBF adalah tempat berkumpulnya orang-orang yang peduli terhadap dunia literasi. Foto Islamic Book Fair, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- lkatan Penerbit Indonesia (Ikapi) DKI Jakarta menyelenggarakan Islamic Book Fair (IBF) ke-19 bertema 'Literasi Islam; Cahaya Untuk Negeri' di Jakarta Convention Center (JCC) pada 26 Februari - 1 Maret 2020. Ikapi melihat IBF yang sudah diselenggarakan selama 19 kali sebagai tempat berkumpulnya para pegiat literasi.

Ketua Ikapi DKI Jakarta, Hikmat Kurnia, mengatakan IBF bukan sekadar pameran buku karena IBF adalah tempat berkumpulnya orang-orang yang peduli terhadap dunia literasi. IBF akan menjadi destinasi wisata bagi orang-orang yang ingin mengenal literasi.

Baca Juga

"Karena menurut saya IBF harus menjadi sebuah event yang melibatkan berbagai macam kalangan yang peduli pada buku-buku Islam," kata Hikmat kepada Republika, Ahad (23/2).

Ia menjelaskan, kalau IBF menjadi tempat berkumpulnya para pegiat buku Islam. Maka IBF akan menjadi tempat bertukar informasi, petunjuk dan ilmu. Di IBF pembaca akan menemukan buku dan penulis yang disukainya. Sebaliknya penulis akan menemukan pembaca bukunya.

Hikmat juga menyampaikan, sekarang IBF menjadi titik berkumpulnya umat Islam. Banyak siswa dari sekolah umum dan agama serta para santri dari pesantren mengunjungi IBF. Mereka menjadikan IBF sebagai arena untuk mengaktualisasikan dirinya melalui lomba-lomba  yang diselenggarakan panitia.

IBF 2020 mengusung tema 'Literasi Islam; Cahaya Untuk Negeri'. Melalui literasi Islam, Ikapi DKI Jakarta berharap Indonesia bangkit, berkembang dan maju. Indonesia juga membutuhkan orang-orang yang sangat melek literasi.

"Orang-orang yang melek literasi adalah orang-orang yang punya kesadaran, tidak hanya pintar tapi juga punya adab, sekarang yang minus dari Indonesia adalah adab, banyak orang pintar tapi karena tidak punya adab sehingga dia jadi korupsi dan menyelewengkan jabatan," ujarnya.

Hikmat prihatin dengan tingkat literasi Indonesia yang rendah. Maka harus ada orang-orang yang akan membawa Indonesia ke posisi yang lebih baik. Mereka adalah generasi yang melek literasi terutama literasi Islam.

"IBF berharap bisa melahirkan generasi Islami yang tidak hanya pintar tapi juga punya adab yang baik," jelas Hikmat.

Di IBF 2020 akan ada 175 penerbit buku dan 168 non penerbit serta 31 stan kuliner. Sebanyak 343 stan di IBF akan diisi oleh penerbit buku, travel, perbankan, lembaga filantropi, instansi pemerintah, media massa, UMKM, busana Muslim, properti syariah, mainan anak, kuliner, dan lain sebagainya.

Selain itu, akan ada 54 ribu judul buku dari ratusan penerbit yang dipamerkan di IBF. Setiap judul buku rata-rata ada sekitar 35 eksemplar. Artinya akan ada sekitar 2 juta eksemplar buku di IBF 2020. Panitia IBF mengungkapkan dalam beberapa tahun terakhir pengunjung IBF setiap harinya mencapai 30 ribu orang lebih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement