Jumat 21 Feb 2020 17:28 WIB

Simposium Perdatin Jadi Ajang Kerja Sama Dompet Dhuafa

Dalam simposium Dompet Dhuafa menyampaikan pilot project palliative care

Dalam simposium Dompet Dhuafa menyampaikan pilot project palliative care
Foto: Dompet Dhuafa
Dalam simposium Dompet Dhuafa menyampaikan pilot project palliative care

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Dompet Dhuafa Aceh mendapatkan kesempatan menyampaikan konsep Community-Based Palliative Services dalam Symposium Sehari Perawatan Palliative yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Dokter Anestesi dan Perawatan Intensif Indonesia (Perdatin) Aceh dan bagian Palliative RSUD Dr Zainoel Abidin. Symposium ini dilaksanakan pada tanggal Jumat (21/2) di Hotel Oasis, berbarengan dengan pelantikan pengurus Perdatin Aceh.

Dalam kesempatan ini, perwakilan dari Divisi Kesehatan Dompet Dhuafa, Sifing Lestari, menyampaikan showcase dan pilot project terkait pelayanan pendukung palliative care dalam bentuk pekerja sosial dan relawan, mendukung secara finansial dan jaringan rumah singgah, serta layanan homecare ke rumah-rumah. Adapun layanan ini sudah berjalan di beberapa lokasi, termasuk oleh Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa di Aceh dan di Purwokerto.

“Di Aceh, bekerja sama dengan Yayasan Rumah Kita di Subulussalam, LKC DD Aceh membantu mengambilkan dan mengirimkan 400 kolf NaCl dari RSUDZA kepada pasien gagal ginjal dengan terapi CAPD di Subulussalam. Juga memastikan keberadaan pasien yang rawat jalan dari berbagai daerah, termasuk Pulau Nasi, untuk bisa tinggal sementara di rumah singgah milik Blood For Life Foundation, salah satu mitra LKC Aceh”, ujar Sifing Lestari.

Sedangkan di LKC DD Purwokerto, Jawa Tengah, keberadaan rumah singgah milik Dompet Dhuafa selalu ramai oleh pasien-pasien kanker yang butuh berobat ke rumah sakit namun lokasi rumahnya jauh dari RS. Di rumah singgah tersebut, LKC Purwokerto menjalankan sistem WCV (Wound Care Volunteers) di mana ada 27 orang relawan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan 24 jam dalam hal perawatan luka di rumah singgah tersebut.

Ke depan, pihaknya berharap akan ada advokasi-advokasi yang bisa lebih menguatkan posisi pelayanan palliative di komunitas, agar misalnya pengelolaan opioid sebagai anti nyeri bagi pasien-pasien kanker bisa lebih mudah diakses tanpa kekhawatiran penyalahgunaan. Sementara itu ketersediaan sumber daya untuk selalu menguatkan tidak hanya pasien, tapi juga keluarga sang pasien dalam menerima kondisi sakit anggota keluarganya, serta mendukung mereka baik secara finansial maupun moral.

Sebagai salah satu rencana tindak lanjut, semoga Dompet Dhuafa Aceh siap menjadi mitra RSUDZA dalam melanjutkan palliative services di komunitas ketika pasien discharge dari rumah sakit. Ke depan, harapannya pasien-pasien yang sudah menerima palliative care di lingkungan rumah sakit bisa lanjut menerima palliative services di komunitas sepulangnya dari rumah sakit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement