Rabu 19 Feb 2020 16:59 WIB

Pernikahan Sejajarkan Pria-Wanita untuk Capai Ridha Allah

Hak kaum perempuan dalam pernikahan adalah hal sakral.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Pernikahan Sejajarkan Pria-Wanita untuk Capai Ridha Allah.
Foto: http://trendsupdates.com
Pernikahan Sejajarkan Pria-Wanita untuk Capai Ridha Allah.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi menyampaikan soal perlakuan yang tak baik terhadap kaum perempuan di tengah masyarakat sekarang ini. Persoalan seperti ini telah disampaikan dalam Konferensi Internasional Al-Azhar tentang Pembaruan Pemikiran Islam 2020 bahwa hak-hak kaum perempuan itu merupakan sesuatu yang sakral.

"Lembaga perkawinan tidak meletakkan kaum perempuan di bawah laki-laki tapi dalam kemitraan yang sejajar untuk mencapai keridhaan Allah SWT. Dan banyak hal lain yang penting bagi kita," ujarnya usai menghadiri seminar bertajuk "Pembaruan Pemikiran Islam" di Institut Ilmu Al-Quran di Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu (19/2).

Baca Juga

Ketua Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) cabang Indonesia itu mengatakan, berbagai hal terkait pembaruan pemikiran Islam sudah disampaikan pada konferensi tersebut. Konferensi itu mendiskusikan berbagai topik, seperti radikalisme dan liberalisme.

"Dan juga hal-hal yang merupakan agenda dari masing-masing negara. Artinya pembaruan pemikiran Islam dilakukan di dalam isu-isu global atau isu yang ada di suatu masyarakat," kata dia kepada Republika.co.id.

Menurut Zainul, keseluruhan ranah interaksi sosial atau muamalah, baik itu antarumat Muslim maupun antarsesama manusia perlu dibahas dengan mengedepankan sisi muamalah. Dalam konferensi internasional itu, dicontohkan pula tentang tahniah atau ucapan selamat hari raya kepada non-Muslim.

"Mengucapkan selamat hari raya bagi non-Muslimitu seperti apa. Nah ini disampaikan di situ (konferensi) bahwa (tahniah) ini diletakkan dalam konteks muamalah, bukan akidah," tutur cucu pendiri organisasi Islam Nahdlatul Wathan TGH. M. Zainuddin Abdul Madjid (Tuan Guru Pancor) itu.

Zainul melanjutkan, Konferensi Internasional Al-Azhar itu bukan akhir tetapi akan menjadi awal dari seri untuk terus-menerus mengeluarkan rekomendasi yang bisa menjadi panduan. "Sehingga dakwah kita menampakkan keindahan Islam dan tidak justru kontraproduktif membangun persepsi yang buruk terhadap Islam," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement