Selasa 18 Feb 2020 23:03 WIB

Bakti Umar bin Khattab dan Umar bin Abdul Aziz untuk Rakyat

Umar bin Khattab dan Umar bin Abdul Aziz mengabdikan diri untuk rakyat.

Umar bin Khattab dan Umar bin Abdul Aziz mengabdikan diri untuk rakyat. Sahabat Ilustrasi
Foto: wordpress.com
Umar bin Khattab dan Umar bin Abdul Aziz mengabdikan diri untuk rakyat. Sahabat Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Persaudaraan dan kebersamaan terbina dalam kehidupan umat Islam di zaman empat khalifah pengganti Rasulullah SAW. 

Hal itu sebagaimana digambarkan Prof Ahmad Syalaby dalam buku 'Masyarakat Islam' (1961). Dia menyebutkan pada masa pemerintahan khalifah Umar bin Khattab, umat Islam di sekitar Madinah ditimpa bencana kelaparan yang telah menyebabkan wabah penyakit dan kematian. Kelaparan dan penderitaan rakyat itu dirasakan oleh Umar sebagai penderitaan bagi dirinya. 

Baca Juga

Karena itu, beliau bersumpah tidak akan mengecap daging dan minyak samin. ''Bagaimana saya dapat mementingkan keadaan rakyat, kalau saya sendiri tiada merasakan apa yang mereka derita,'' begitu kata Khalifah Umar yang amat berkesan pada waktu itu.

Kali lain, Umar bin Khathab pernah berkata, ''Kalau negara makmur, biar saya yang terakhir menikmatinya, tapi kalau negara dalam kesulitan biar saya yang pertama kali merasakannya.'' Sampai seorang sahabat pernah berkata, bila Allah tak segera mengakhiri bencana itu, maka Ali adalah orang pertama yang mati kelaparan.

Teladan kepemimpinan Umar bin Khathab ditemukan kembali pada sosok Umar bin Abdul Aziz, di masa pemerintahan Bani Umayyah tahun 717-720 M. Istri Umar bin Abdul Aziz, ketika menjawab pertanyaan orang-orang yang datang bertakziah atas wafatnya pemimpin teladan ini, menceritakan, ''Demi Allah, perhatiannya kepada kepentingan rakyat lebih besar daripada perhatiannya kepada kepentingan dirinya sendiri. Dia telah serahkan raga dan jiwanya bagi kepentingan rakyat.''

Rasulullah bersabda, ''Setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban (di hadapan Allah) tentang kepemimpinannya.'' Maka, betapa tak terpujinya para pemimpin yang hanya berorientasi melanggengkan kekuasaan dan melupakan penderitaan rakyatnya.

 

 

 

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement