Senin 17 Feb 2020 20:43 WIB

Kelompok Usaha Sate Bentukan Baznas Bisa Terus Berkembang

Kelompok usaha Gartim Setia bentukan Baznas ditarget memiliki 50 anggota

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ketua BAZNAS RI,  Bambang Sudibyo menerima kipas angin Kang Sate saat meresmikan lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik (LPEM) meresmikan kelompok usaha sate yang diberi nama Gartim Setia Rasa di Kecamatan Cabangbungin, Kabupaten Bekasi, Senin (17/2).
Foto: Dok Baznas RI
Ketua BAZNAS RI, Bambang Sudibyo menerima kipas angin Kang Sate saat meresmikan lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik (LPEM) meresmikan kelompok usaha sate yang diberi nama Gartim Setia Rasa di Kecamatan Cabangbungin, Kabupaten Bekasi, Senin (17/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Prof. Dr. Bambang Sudibyo menuturkan, kelompok usaha sate Gartim Setia Rasa di Desa Jayalaksana, Kecamatan Cabangbungin, Kabupaten Bekasi, masih bisa terus berkembang. Bahkan menurut dia, kelompok tersebut bisa menjadi koperasi.

"Mustahiknya masih bisa ditambah. Ini kan baru 10 ya, saya kira yang grosir ini bisa melayani 50 pedagang sate. Jadi 50 orang ini berdagang sate dan punya grosirnya bersama-sama, dan ini sudah bisa jadi koperasi sendiri," kata dia usah meresmikan kelompok usaha sate Gartim Setia Rasa di Cabangbungin, Bekasi, Senin (17/2).

Terlebih, lanjut Bambang, di daerah kecamatan Cabangbungin terdapat balai ternak yang juga turut diberdayakan oleh Baznas. Jika pasar dari kuliner sate ini membesar, maka balai ternak itu tentu tidak perlu ragu lagi untuk menambah kapasitasnya.

"Jadi jumlah ternak yang dipelihara bisa bertambah banyak sehingga ini bisa saling memperkuat," tutur dia.

Anggota kelompok usaha sate Gartim Setia Rasa saat ini masih terdiri dari 10 orang dan ditargetkan menjadi total 50 orang. Para pedagang sate ini nantinya tidak hanya mangkal di satu titik tapi juga berkeliling menggunakan gerobak roda dan gerobak motor dengan desain menarik yang dibuat sendiri oleh kelompok usaha.

Tak hanya itu, LPEM Baznas juga menyediakan toko pusat grosir untuk memasok kebutuhan para pedagang sate. Tujuannya agar kebutuhan bahan dasar untuk membuat sate seperti daging, kacang, dan sebagainya, bisa terpenuhi. Dengan begitu ada pendapatan dari hasil berdagang sate dan usaha grosir.

Bambang menambahkan, harga barang di toko grosir tetap mengacu harga pasar. Bila harga di luar toko grosir lebih bagus, para pedagang sate dipersilakan membeli barang dari sana. Karena itu, harga barang di toko grosir bentukan BAZNAS mau tak mau harus menggunakan harga yang kompetitif. Dengan menggunakan harga pasar, maka ini jadi upaya untuk mengendalikan harga.

"Inilah cara kita mengendalikan harga, jadi pakai harga pasar saja, harga yang kompetitif. Kalau harga di toko grosir ini lebih murah, ya nanti akhirnya gak akan jalan. Biarkan mekanisme pasar bekerja sendiri, gak usah diatur," tutur dia.

Bambang melanjutkan, masyarakat yang bukan anggota kelompok usaha Gartim Setia Rasa, tetap diperbolehkan membeli daging dari toko grosir bentukan BAZNAS itu. "Boleh sekali yang bukan member beli di sini jika memang butuh daging. Silakan. Member dan non-member tetap dilayani, maka itulah pentingnya pakai harga pasar," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement