REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar), Uu Ruzhanul Ulum, mengajak pengusaha Muslim untuk menjalankan usahanya dengan tuntunan nilai-nilai Islam.
“Kami yakin Lariba hadir untuk mengembalikan dan melaksanakan konsep-konsep dagang sesuai dengan aturan Islam, supaya ekonomi Islam bisa hebat dan rakyatnya bisa maju untuk penegakkan agama,” ujar Uu dalam Silaturahmi Nasional Perhimpunan Pengusaha Muslim yang tergabung dalam Lariba Islamic Indonesia di Hotel Grand Asrilia, Kota Bandung, Ahad (16/2).
Menurut Uu, tata cara berdagang maupun berbisnis dapat dipelajari dalam ilmu fikih. Misalnya, ketika ada proses jual-beli, harus ada syarat antara penjual dan pembeli, pembayaran, dan barang yang diperjualbelikan. “Dalam fikih kalau akad (jual-beli) harus jelas apa yang dibeli, terus harus ada ijab dan qabul,” katanya.
Uu mengatakan, banyak pengusaha yang sudah menerapkan usaha dengan tuntunan nilai-nilai islam. Di Amerika Serikat, sejumlah restoran cepat saji menjalankan usahanya dengan nilai-nilai Islam.
Uu menjelaskan, kalau melihat ke restoran cepat saji, sebagai pembeli maka akan ditanya dulu oleh petugasnya dengan sikap dan senyuman yang baik. Misalnya, kalau pesan goreng ayam ditambah minuman maka tidak bisa langsung makan dahulu bahkan tidak diberikan dulu makanannya, kalau belum ada pembayaran yang sah.
“Kita bayar dulu secara kontan, lalu baru setelah itu baru kita bisa makan. Nah, cara jual-beli seperti itu yang Islami, yang sesuai fikih. Tidak ada riba di sana,” katanya.
Uu berharap, Lariba Islamic Indonesia bisa mengembalikan dan melaksanakan konsep berbisnis yang sesuai dengan aturan Islam. Selain itu, dia mengapresiasi Lariba karena mengedepankan kehalalan, kebermanfaatan, dan kesuksesan dalam berbisnis.
“Ini adalah sebuah gerakan yang sangat mulia, di mana tidak semua orang peduli terhadap ekonomi umat, baik kehalalannya atau kesuksesannya dalam berbisnis, dan juga kemanfaatan daripada bisnis tersebut,” katanya.
Ketua Umum Lariba Islamic Indonesia LQ, Sudiman, berharap Lariba bisa menjadi motor penggerak ekonomi Indonesia. Lewat acara silaturahmi nasional tersebut, dia yakin akan terwujud sebuah sinergi di antara para anggota.
“Lariba sebagai sebuah pergerakan tentu saja tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, harus dilakukan secara sinergis dan berjamaah,” kata Sudiman.
Oleh karena itu, Sudirman berharap, Lariba Islamic Indonesia bisa menjadi triger (pemantik) dan menjadi solusi kebangkitan ekonomi umat Islam pada khususnya. "Mudah-mudahan bisa menjadi solusi untuk negara kita tercinta, Negara Kesatuan Republik Indonesia,” katanya.