Ahad 16 Feb 2020 11:38 WIB
jalur Gaza

MER-C Kembali Kirim Tim ke Jalur Gaza

Keberangkatan Tim diputuskan setelah adanya izin masuk Gaza dan izin masuk Mesir

Warga Palestina memerika lokasi  serangan udara militer Israel di selatan Jalur Gaza, Jumat (31/1)
Foto: Ibraheem Abu Mustafa/Reuters
Warga Palestina memerika lokasi serangan udara militer Israel di selatan Jalur Gaza, Jumat (31/1)

REPUBLIKA.CO.ID, Meskipun kondisi Jalur Gaza sempat memanas, MER-C Indonesia kembali mengirimkan Tim Relawannya ke wilayah okupasi Israel ini. Tim yang terdiri dari 11 orang relawan dengan berbagai keahlian, yaitu dokter, insinyur, ahli mekanikal elektrikal, ahli instrumentasi medis dan lainnya.

Mereka bertolak ke Kairo Mesir, negara yang berbatasan langsung dengan Jalur Gaza, pada hari ini Ahad pagi/16 Februari 2020. Tim dijadwalkan tiba di Kairo Mesir pada Ahad malam, dan berencana untuk melanjutkan perjalanan darat esok paginya menuju Perbatasan Rafah untuk mencoba menembus Jalur Gaza Palestina.

Salah satu Presidium MER-C yang juga Ketua Tim Pembangunan RS Indonesia, Ir. Faried Thalib mengatakan tujuan keberangkatan Tim adalah untuk melakukan supervisi pembangunan tahap 2 RS Indonesia di Gaza yang sudah berlangsung selama satu tahun.

“Bulan ini satu tahun lalu, kami memberangkatan 32 relawan ke Jalur Gaza untuk memulai pembangunan tahap 2, yaitu membangun dua lantai tambahan untuk menambah kapasitas tempat tidur sebanyak 100 buah lagi dan melengkapi alat kesehatan tambahan karena bangunan dan 100 lebih tempat tidur lebih yang ada saat ini sudah tidak dapat menampung pasien yang datang berobat,” kata Faried, Ahad  (16/2),

“Bulan ini tepat satu tahun proses pembangunan tahap dua telah berlangsung, untuk itu kita perlu segera melakukan supervisi,” tegasnya.

Keberangkatan Tim diputuskan setelah adanya izin masuk Gaza dan izin masuk Mesir yang telah didapat oleh Tim dari otoritas setempat. “Setelah menunggu sekitar 3,5 bulan akhirnya kedua izin kami dapatkan dan kami segera memutuskan untuk berangkat ke Gaza,” kata Faried. Tim supervisi berencana bertugas di Jalur Gaza selama dua pekan.

Saat ini sebanyak 29 relawan tengah bertugas di Jalur Gaza untuk menunaikan pembangunan tahap dua RS Indonesia. Waktu pembangunan diperkirakan selama 1,5 – 2 tahun, namun semuanya tergantung situasi di lapangan.

“Kami memohon doa dari seluruh rakyat Indonesia agar perjalanan yang kami sadari tidak mudah dan penuh resiko ini, agar senantiasa diberi perlindungan, kemudahan dan kelancaran. Kami juga mohon doa bagi para relawan yang sedang bertugas di Jalur Gaza juga agar senantiasa diberi kekuatan untuk menunaikan amanah ini ditengah berbagai krisis yang tengah melanda Jalur Gaza, juga menguatkan para keluarga relawan yang berada di tanah air. Doakan kami, doakan rakyat Palestina,” ungkapnya.

Ditanya mengenai biaya yang dibutuhkan untuk merampungkan pembangunan tahap ini, Faried mengungkapkan biaya untuk bangunan dan alat kesehatan diperkirakan mencapai Rp 70 hingga 75 Milyar.

Untuk itu, Faried berharap terus dukungan dari rakyat Indonesia untuk pembangunan tahap dua RS Indonesia. “Bismillah, semoga kita bisa mewujudkan pengembangan RS Indonesia sebagai bukti cinta dan dukungan dari rakyat Indonesia untuk perjuangan rakyat Palestina,” harapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement