Jumat 14 Feb 2020 16:13 WIB

Siswi Indonesia di Jeddah Lestarikan Tari Pasambahan Sumatra

Tari Pasambahan merupakan salah satu seni tari tradisional Minangkabau.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Siswi Indonesia di Jeddah Lestarikan Tari Pasambahan Sumatra. Pendiri Sekolah Darul Ulum Jeddah Elly.
Foto: Thoudy Badai_Republika
Siswi Indonesia di Jeddah Lestarikan Tari Pasambahan Sumatra. Pendiri Sekolah Darul Ulum Jeddah Elly.

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Siswi dari sekolah Indonesian Islamic International School (IIIS) di Jeddah melestarikan Tari Pasambangan asal Sumatra Barat. Tarian ini diperagakan saat menyambut kedatangan Konsul Jenderal (Konjen) RI Jeddah Eko Hartono ke sekolah tersebut pada Senin (10/2).

"Itu tari pasambahan dari Sumatra Barat," ujar Kepala Sekolah IIIS, Elly Warti Maliki saat dikonfirmasi Republika.co.id, Jumat (14/2).

Baca Juga

Tari Pasambahan merupakan salah satu seni tari tradisional Minangkabau yang berkembang di berbagai daerah provinsi Sumatra Barat. Tarian ini kerap ditampilkan dalam acara penyambutan tamu yang dimaksudkan sebagai ucapan selamat datang dan ungkapan rasa hormat kepada tamu.

Enam siswi yang membawakan tari pasambangan tersebut tampak menggunakan pakaian khas Sumatra berwarna  merah muda. Mereka menggunakan jilbab yang di atasnya ditambahkan hiasan kain khas Sumatra.

Kehadiran Eko Hartono di sekolah Indonesia tersebut dalam rangka silaturahim sekaligus perkenalan dengan para guru, murid, komite sekolah, dan perwakilan wali murid. Dalam kunjungannya, Konjen didampingi Pelaksana Fungsi Pensosbud 1, Agus Muktamar. Selain itu, hadir pula perwakilan dari Dharma Wanita Persatuan, Unit KJRI Jeddah yang dipimpin ketuanya, Sawitri Kuswandani.

Dalam sambutannya, Eko mengapresiasi kerja keras dari IIIS untuk menghadirkan layanan pendidikan bagi anak-anak WNI yang tinggal di Jeddah. "Saya sangat menghargai perjuangan dan dedikasi bapak ibu. Secara pribadi saya mendukung sepenuhnya usaha Ibu dan teman-teman di sini untuk terus mengembangkan sekolah ini," ujar Eko.

Dia pun mengajak masyarakat mendukung pengembangan sekolah Indonesia yang ada di Arab Saudi, sehingga anak-anak WNI bisa mendapatkan pendidikan untuk menuju masa depan yang lebih cerah. "Saya menghargai kerja keras dari Ibu Elly sejak sekolah ini berdiri, dukungan dari Bapak-Ibu sekalian dan teman-teman dari KJRI, dan komitmen dari bapak ibu selaku orang tua murid yang ingin anak-anak kita terus belajar," ucap Eko.

Sebagai pendiri dan kepala sekolah IIIS, Elly Warti Maliki menjelaskan, sekolah ini berawal dari sebuah lembaga pendidikan agama non-formal yang dirintisnya pada 1992 silam. Lembaga yang kemudian diberi nama "Daarul Ulum" tersebut awalnya hanya mengajarkan cara membaca Alquran kepada anak-anak WNI yang bermukim di Jeddah. 

Pada 2007, kemudian dibentuklah Taman Pendidikan Alquran (TPA) yang beroperasi di sore hari, dengan waktu belajar sebanyak tiga kali dalam seminggu. Tujuannya untuk menghapus buta aksara Alquran. Di tahun yang sama, Sekolah Islam Terpadu juga beroperasi di pagi hari.

Sempat beberapa kali pindah gedung, sekolah ini akhirnya menempati gedung yang berlokasi di As Safa District Jeddah. Pada 2016, IIIS telah mengantongi izin resmi dari Kementerian Pendidikan Arab Saudi dan melayani jenjang pendidikan SD. Namun, kedepannya akan terus dikembangkan dengan membuka jenjang lanjutan.

Rencana pengembangan sekolah juga tengah dirumuskan agar memenuhi persyaratan sebagaimana yang diminta oleh pemerintah pusat di Jakarta untuk memperoleh Nomor Induk Siswa Nasional (NISN), antara lain, melengkapi fasilitas sekolah dan mencari sumber dana permanen melalui gerakan sejuta perempuan berwakaf.

 

"Alhamdulillah beliau (Konjen RI) mendukung penuh gerakan sejuta perempuan berwakaf ini," kata doktor lulusan Universitas Al-Azhar Mesir ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement