Kamis 13 Feb 2020 17:21 WIB

Mantan Imam Masjid Al Haram: Ulama Juga Bisa Salah Berfatwa

Ulama sama juga dengan manusia lain yang bisa saja salah berfatwa.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Ulama sama juga dengan manusia lain yang bisa saja salah berfatwa. Bendera Arab Saudi.
Foto: AP/Cliff Owen
Ulama sama juga dengan manusia lain yang bisa saja salah berfatwa. Bendera Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH – Ulama Saudi Sheikh Adel Al-Kalbani, yang juga mantan imam Masjid Al Haram di Makkah mengatakan bahwa seorang ulama dapat membuat kesalahan seperti yang bisa dilakukan politisi. 

Pernyataan ini disampaikan saat ditanya tentang mengubah atau mencabut fatwa, dan perubahan terbaru menyusul reformasi di Arab Saudi.  

Baca Juga

“Seorang ulama dapat membuat kesalahan seperti halnya politisi. Dia dapat diyakinkan tentang sesuatu dan mendukungnya, dan setelah beberapa saat dia dapat mencabutnya karena keyakinannya telah berubah. Seorang ulama yang menemukan bukti berbasis syariah yang meyakinkannya tentang sebuah ide, tidak bersalah," jelas dia dilansir di saudigazette.com, Rabu (12/2).

Putra Mahkota Muhammed Bin Salman mengumumkan tiga tahun lalu saat diskusi panel yang diadakan dalam Konferensi Investasi Masa Depan tahunan pertama pada Oktober 2017, bahwa Kerajaan itu akan menyaksikan banyak perubahan dan reformasi. 

Putra Mahkota bersumpah untuk memimpin Saudi untuk kembali ke Islam moderat dan untuk menolak ide-ide destruktif yang menyusup ke Arab Saudi ketika gerakan Sahwa (Kebangkitan) pada 1979 bertepatan dengan revolusi Iran. 

Beberapa perubahan sosial utama yang terlihat di Arab Saudi termasuk pencabutan larangan perempuan diizinkan mengemudi, tidak lagi memerlukan izin wali laki-laki mereka untuk bepergian dan mendorong mereka untuk bekerja.  

Al-Kalbani mengatakan seorang wanita dapat pergi bekerja dengan memastikan untuk menjaga martabatnya, tetapi dia tidak cocok untuk setiap pekerjaan. 

Dia juga menolak mengizinkan siswa laki-laki dan perempuan dicampur. Baginya hal itu sama saja menaruh bahan bakar di sebelah api. 

Komentarnya, khususnya tentang menolak meminta maaf atas fatwa-fatwa lama tentang  masalah-masalah perempuan, menerima reaksi keras, ketika perempuan Saudi turun ke media sosial untuk mengekspresikan kemarahan mereka. 

Seorang pengguna Twitter bernama Jawharah menjawab klip wawancara di platform media sosial mengatakan: "Mereka menyia-nyiakan hidup kita dengan fatwa terkutuk mereka dan waktu kita masih terbuang karena mereka."  

Pengguna lain dengan akun @00freee00 menjawab: "Anda adalah bagian dari Sahwa yang merupakan penyebab utama penderitaan kami. Kami tidak akan memaafkan Anda sampai hari penghakiman. Jika Anda memiliki kesopanan Anda akan memberikan kompensasi kepada para wanita yang menjadi penyebab penderitaan mereka," tulis akun tersebut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement