Selasa 11 Feb 2020 12:50 WIB

Akar Islam di Amerika: Mengenal Omar Ibnu Said (2)

Kongres AS menerbitkan autobiografi Omar Ibnu Said.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Muhammad Hafil
Mengenal Omar Ibnu Said. Foto: Omar Ibnu Said
Foto: Wikipedia
Mengenal Omar Ibnu Said. Foto: Omar Ibnu Said

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada 1980-an, ketika para cendekiawan mulai mengeksplorasi akar Islam di Amerika, Said kembali menjadi bahasan yang luas. Para cendekiawan tidak sepakat tentang jumlah Muslim yang dibawa ke Amerika sebagai budak selama periode sebelum perang. Pada masa itu diperkirakan ada Muslim Afrika mulai dari 40.000 di AS hingga 3 juta di Amerika Utara dan Selatan. Namun, mereka sepakat bahwa Islam telah dijalin melalui sejarah Amerika sejak awal.

Seperti banyak budak Muslim, Said dikatakan telah memeluk agama Kristen. Akan tetapi, Lo maupun Carl Ernst, profesor studi Islam di University of North Carolina di Chapel Hill dan mitra Lo mengenai proyek ini, tidak yakin hal ini benar-benar terjadi. Jika pun benar, mereka mempertanyakan apakah perpindahan keyakinan itu dilakukan Said dengan tulus.

Baca Juga

Pasalnya, Said diberi Alkitab dalam bahasa Arab oleh pemiliknya. Tulisan Said membuktikan bahwa dia tahu setidaknya empat bagian Alkitab. Namun, ia terus mengutip ayat dari Alquran dan sumber-sumber teks Muslim lainnya sepanjang hidupnya. Karena itu, Said dinilai mungkin telah menafsirkan agama Kristen melalui kacamata teologi Islam.

Salah satu manuskrip Said di perpustakaan University of North Carolina berjudul "Doa Tuhan dalam Bahasa Arab." Namun, di belakang kertas tulisannya itu, Said menulis satu ayat dari Alquran.

"Saya pikir sangat mungkin dia mempelajari bagian-bagian itu untuk melakukannya secara lisan atas permintaan pemiliknya," kata Ernst.

Autobiografi Said ditulis pada 1831. Tulisan ini mungkin merupakan satu-satunya narasi budak yang ditulis oleh seorang budak yang masih dalam kurungan. Di dalamnya, ia menggambarkan perjalanannya ke Charleston, pelariannya dari tangan pemilik budak 'jahat' bernama Johnson, seorang kafir yang sama sekali tidak takut kepada Tuhan. Selain itu, ia juga menulis tentang pelariannya ke Fayetteville, North Carolina, tempat ia berhenti untuk berdoa di gereja.

Setelah seorang pria menemukannya di gereja, ia ditangkap dan dibawa ke penjara. Di sana, ia mengambil sepotong batu bara dan mulai menulis di dinding sel dalam bahasa Arab. Hal itu langsung menarik perhatian para sipirnya. James Owen dari Bladen County, selatan Fayetteville, mengakui Said sebagai orang yang berpendidikan dan membelinya dari pemiliknya di South Carolina. Dia menghabiskan tahun-tahun terakhirnya di North Carolina.

Dalam satu dokumen, terdapat dua halaman surat yang ditulis Said pada 1819 yang ditujukan pada Owen. Dua profesor mengidentifikasi lima kutipan yang digunakan Said yang sejauh ini menghindarkan diri dari para cendekiawan. Tulisan Said itu dimuat dengan kutipan yang ditulisnya dari memori.

Para profesor juga menemukan bahwa Said mengutip dari seorang guru Sufi Andalusia abad ke-12 dan dari puisi teologi Mesir abad ke-16. Mereka menemukannya dengan bantuan internet serta buku teks Muslim yang lebih tua dari Afrika Barat dan Timur Tengah.

"Saya melihat tanda-tanda seorang penulis yang sangat berhati-hati. Bahkan jika dia membuat beberapa kesalahan karena sifat lisan dari pendidikannya, itu tidak masuk akal untuk orientalis sombong untuk duduk di sana dan memberi tahu (kita) apa yang salah dengan penulis teks ketika mereka tidak mengerti apa yang ada di sana," kata Ernst di simposium.

Edisi kritis tulisan Ernst dan Lo akan dipublikasikan secara daring dalam bentuk digital sebagai bagian dari Islamicate Texts Initiative di University of Maryland. Ernst mengatakan, ketertarikan orang-orang terhadap Said menunjukkan sesuatu tentang harapan yang masih ada pada budak Amerika. Hal itu menurutnya adalah sesuatu yang mendorongnya untuk melakukan riset terhadapnya.

"Kita harus memiliki cara memahami bagaimana orang seperti dia bisa menjalani kehidupan yang dia lakukan. Dikelilingi oleh orang-orang yang sama sekali tidak bisa memahaminya," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement