Senin 10 Feb 2020 22:59 WIB

Alasan Nur Cholis Ditunjuk sebagai Plt Bimas Katolik

Dirjen Bimas Katolik definitif baru diisi setelah adanya lelang jabatan.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Muhammad Fakhruddin
Wawancara liputan khusus 100 hari Jokowi-Ma
Foto: Republika/Umar Mukhtar
Wawancara liputan khusus 100 hari Jokowi-Ma

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Penunjukan Nur Cholis Setiawan sebagai Plt Direktur Jenderal Bina Masyarakat (Bimas) Katolik menuai polemik lantaran dirinya beragama Islam. Ia pun menjelaskan ihwal penunjukkan dirinya itu. 

Nur Cholis memberikan penjelasan yang tak berbeda dengan atasannya, Menag Fachrul Razi dan Wamenag Zainut Tauhid yang menyebut bahwa posisi Dirjen Bimas Katolik definitif baru diisi setelah adanya lelang jabatan. Penunjukkan dirinya sebagai Plt sendiri lantaran tidak adanya eselon satu di lingkungan Kemenag yang beragama Katolik. 

Sedangkan, lelang jabatan sendiri, kata Nur Cholis, tidak bisa langsung dilakukan. "Mekanisme lelang jabatan itukan tentu kita melihat satu, pada ketersediaan anggaran atau tidak, kan membutuhkan biaya. Lalu sehingga kita tidak mungkin di satu kementerian ada satu (jabatan) kosong lalu lelang," ujarnya di Kompleks Parlemen RI, Senayan, Jakarta, Senin (10/2).

Nur Cholis melanjutkan, merujuk PP 11 tahun 2017, ketika kita hendak lelang jabatan, maka Instansi harus melakukan konsultasi dengan Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN). Harus ada laporan ke KASN bahwa Kemenag akan mengisi formasi-formasi yang kosong. Kemudian KASN memberikan persetujuan baru kemudian Kemenag melakukan tindak lanjut dengan membuat panitia seleksi. 

"Jadi prosedurnya sudah sesuai dengan prosedur yang ada," ujar dia. 

Nur Cholis mengakui, mekanisme lelang sebenarnya tidak harus menunggu jabatan kosong. Namun, kata dia, hal ini dilakukan demi efisiensi, terutama dari segi anggaran. 

"Kita tidak mungkin melakukan lelang jabatan hanya satu yang kosong kita lelang. Nanti ada lagi yang kosong, misalnya yang kosong setengah tahun lagi, karena pensiun, baru kita lelang lagi, tidak bisa begitu, karena itu tidak sangat efektif dari sisi anggaran kementerian," jelasnya. 

Menteri Agama Fachrul Razi menyebut Direktur Jenderal Bina Masyarakat (Bimas) Katolik akan kembali diisi oleh seseorang yang beragama katolik setelah dilakukan mekanisme lelang jabatan. Ia menyatakan, lelang jabatan akan dilakukan pekan depan.

"Nanti kan ada prosedurnya, itu melalui lelang jabatan. Tidak bisa begitu kosong kita isi, kosong kita isi. lelang jabatan sudah dibentuk timnya, mungkin saya kira minggu depan sudah dilakukan," kata Fachrul di Kompleks Parlemen RI, Senayan, Jakarta, Senin (10/2).

Dirjen Bimas Katolik sebelumnya, Eusabius Binsasi memasuki usia pensiun pada Juli 2019. Maka agar tidak terjadi kekosongan diangkat pejabat pelaksana tugas (plt) Sekjen Prof Dr Nur Kholis Setiawan sampai ada pejabat yang baru secara definitif.

Fachrul menyebut, saat ini Kementerian tidak bisa menunjuk seseorang langsung untuk jabatan tertentu. "Tidak bisa kan sekarang tidak bisa model kosong isi kosong isi. Tidak bisa gitu. Kita kasih pejabat sementara baru nanti ada lelang jabatan," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement