Senin 10 Feb 2020 13:38 WIB

UIII, Warna Baru Perguruan Tinggi Islam di Indonesia

UIII dibangun di Depok.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
UIII, Warna Baru Perguruan Tinggi Islam di Indonesia. Foto: Pembangunan Kampus UIII Depok.
Foto: Republika/Rusdy Nurdiansyah
UIII, Warna Baru Perguruan Tinggi Islam di Indonesia. Foto: Pembangunan Kampus UIII Depok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Data pada 2015 lalu menyebutkan, jumlah umat Islam di dunia ada sekitar 1,8 miliar, dan 200 juta lebih tinggal di Indonesia. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara muslim lainnya di Asia Selatan dan Timur Tengah.

Islam Indonesia sejauh ini telah bergerak beriringan dengan modernitas. Kalangan ulama, intelektual, akademisi, politisi selama ini telah berusaha mengembangkan pemahaman dan praktik Islam yang mendorong pada kemajuan nasional.

Selain itu, lembaga pendidikan, organisasi, dan partai politik yang bernafaskan Islam juga bergerak untuk melawan keterbelakangan menuju modernitas. Karya-karya mereka tidak hanya didedikasikan untuk umat Islam di Indonesia, tetapi juga untuk bangsa secara keseluruhan.

Dalam konteks ini, umat Islam Indonesia menjadi ujung tombak Indonesia untuk mempercepat modernisasi. Bahkan, banyak yang menyuarakan harapan agar Indonesia ikut berkontribusi pada perdamaian dunia.

Di tingkat regional, Indonesia selama ini telah menjadi pendorong utama untuk dan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Indonesia juga selalu hadir untuk membantu menyelesaikan konflik domestik yang dipicu oleh perbedaan agama, seperti di Filipina, Thailand, dan Myanmar.

Di samping itu, keberhasilan Islam Indonesia dalam mengikuti perkembangan zaman telah terbukti sejak lama, serta mampu mampu merawat keragamannya. Karena itu, banyak negara berkembang di dunia yang kini berkiblat ke Indonesia untuk mendapatkan inspirasi tentang program pembangunan masyarakat yang demokratis.

Muslim Indonesia telah membuktikan bahwa prinsip-prinsip pluralitas, keterbukaan, dan toleransi dapat membuat Indonesia menjadi salah satu negara demokrasi terbesar. Hal ini cukup langka dalam konteks dunia Islam, sehingga Indonesia diharapakan dapat berbagi pengalamannya dengan negara-negara lain.

Ini merupakan contoh kongkret bahwa peradaban Islam Indonesia memiliki peran yang besar dalam pembangunan masyarakat yang demokratis. Namun, selama ini Indonesia belum mendirikan kampus bertaraf Internasional yang secara khusus bekerja untuk mengumpulkan, mengembangkan, dan menyajikan kekayaan peradaban Islamnya.

Sebagai negara berpenduduk mayoritas Islam, Indonesia telah kalah jauh dibandingkan negara muslim lainnya dalam pendirikan perguruan tinggi bertaraf Internasional. Misalnya, Pakistan sudah sejak lama mendirikan Universitas Islam Internasional Islamad (IIU) yakni sejak 1980 dan Malaysia membangun Univesitas Islam Internasional Antarbangsa Malaysia (UIIM) pada 1983.

Karena itu, berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 57 tahun 2016, Indonesia akhirnya memutuskan untuk membangun kampus Islam bertaraf Internasional, yaitu Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII). Kampus ini diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 25 Juni 2018 lalu di Cisalak, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat.

Kampus UIII dibangun di atas tanah seluas 142,5 hektare. Maksimal 30 persen dari lahan itu akan diisi dengan bangunan, sedangkan 70 persen lainnya adalah taman sebagai lahan hijau untuk menjaga keseimbangan alam. Taman ini akan difungsikan sebagai ruang hijau kawasan kampus dan Kota Depok, sekaligus tempat rekreasi warga UIII dan sekitarnya.

Kampus ini dibangun untuk melestarikan dan mempromosikan budaya dan peradaban Islam, termasuk warisan muslim di Indonesia. Bahkan, kampus ini membangun museum untuk memamerkan koleksi artefak dengan sejarah, estetika dan signifikansi ilmiah bagi dunia Muslim.

UIII menawarkan berbagai program akademik yang berfokus pada studi Islam dan dunia Musim. Kampus ini juga memiliki berbagai pusat penelitian dengan keahlian khusus untuk menanggapi isu-isu strategis dan tantangan yang terkait dengan masyarakat Muslim di seluruh dunia.

Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag), Prof Kamaruddin Amin mengatakan, UIII diharapkan mampu memberi warna baru terhadap pendidikan Islam di Indonesia, sehingga peradaban Islam Indonesia bisa dikenal di seluruh dunia.

“UIII diharapkan berkontribusi secara spesifik dan bisa memberi warna baru terhadap pendidikan Islam di Indonesia. Dan kita harapkan bisa diakses di seluruh dunia,” ujar Prof Kamaruddin saat dihubungi Republika beberapa waktu lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement