REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Pihak penggugat dari kalangan Muslim dalam gelar sengketa Masjid Ram Janmabhoomi-Babri telah menyatakan ketidakbahagiaan atas lokasi tanah untuk pembangunan sebuah masjid di Dhannipur. Mereka mengatakan lokasi itu terlalu jauh dari kota.
Setelah Mahkamah Agung India menyerahkan situs Masjid Babri kepada umat Hindu, Pemerintah Uttar Pradesh memberikan lima hektare tanah di distrik Ayodhya kepada Dewan Wakaf Sunni Pusat untuk membangun masjid baru. Tanah tersebut dipilih oleh Pusat dari daftar situs yang diusulkan pemerintah negara bagian.
Situs ini berjarak 25 kilometer dari lokasi Masjid Babri dan 18 kilometer dari pusat distrik, Faizabad. Salah seorang yang berperkara dalam kasus gugatan situs di Ayodhya ini, Haji Mehboob, mengatakan lahan itu terlalu jauh dari Ayodhya.
"Tidak ada Muslim yang akan pergi ke sana untuk melaksanakan shalat. Lahan itu seharusnya berada di Ayodhya agar lebih nyaman bagi kita untuk beribadah," katanya, dilansir di Hindustan Times, Kamis (6/2).
Desa Dhannipur dan daerah sekitarnya sebenarnya memiliki populasi Muslim yang cukup besar. Sementara itu, calon dari pihak berperkara Maulana Mahfoozurahman yang berasal dari Ayodhya, Khaliq Ahmad Khan, mengatakan pemerintah negara bagian seharusnya memberikan lahan di tengah kota Ayodhya.
"Tidak ada pembenaran untuk mengalokasikan tanah seluas lima hektare sejauh 18 Km dari markas distrik," ujarnya.
Sedangkan ketua Komite Aksi Masjid Babri, Afaq Ahmad Khan, mengatakan pemerintah pusat seharusnya mempertimbangkan kembali keputusannya terkait lahan masjid ini. Pemimpin agama Syiah Azim Baqri juga menentang pilihan lahan untuk masjid tersebut.
Senada dengan yang mereka, pihak berperkara lain dalam kasus Ayodhya ini, Iqbal Ansari, mengatakan alokasi lahan itu terlalu jauh dari Ayodhya dan seharusnya dialokasikan di kota. Karena itu, menurutnya, kini giliran Dewan Wakaf Sunni Pusat untuk memutuskan tentang tawaran lahan dari pemerintah pusat itu.
Penempatan alokasi lahan masjid baru ini tidak lepas dari tuntutan lama Parishad Hindu Vishwa, bahwa masjid harus dibangun di luar batas Ayodhya. Keluhan yang disampaikan oleh kalangan Muslim ini bertolak belakang dengan pernyataan Perdana Menteri Narendra Modi, yang mengumumkan pembentukan badan pengelola untuk mengawasi pembangunan Kuil Ram di lahan Masjid Babri di Ayodhya.
Secara terpisah, pengumuman itu disambut meriah dengan upacara doa khusus di Kuil Hanuman Garhi di Ayodhya. Kemeriahan juga tampak di Karsevakpuram, pusat gerakan Ram Mandir di Ayodhya.
"Ketika berita tentang pengumuman oleh Perdana Menteri Narendra Modi sampai di sini, permen dibagikan di Karsevakpuram," kata Sharad Sharma, juru bicara regional untuk Parishad Hindu Vishwa.
Di kantor partai berkuasa India Partai Bharatiya Janata, pekerja partai juga membagikan permen. Selain itu, para pemilik toko di dekat jalan kuil Hanuman Garhi juga bersukacita.
"Dengan dibangunnya kuil Ram, kegiatan pengembangan di Ayodhya dan langkah kaki wisatawan akan meningkat. Bisnis kami akan tumbuh berlipat ganda," kata Madhur Yadav, yang memiliki toko permen di dekat kuil Hanuman Garhi.