Senin 03 Feb 2020 15:15 WIB

Pengungsi Lebak Gotong Royong Bangun Mushala

Mushala di pengungsian Lebak dibangun dengan alat seadanya dan bahan dari bambu.

Pengungsi Lebak Gotong-Royong Bangun Mushala. Kondisi pengungsi di Posko pengungsian Banjar Irigasi, Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak, Banten.
Foto: Republika/Alkhaledi Kurnialam
Pengungsi Lebak Gotong-Royong Bangun Mushala. Kondisi pengungsi di Posko pengungsian Banjar Irigasi, Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Masyarakat pengungsi yang masih bertahan di Desa Bungur Mekar, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak membangun sarana ibadah berupa mushola berukuran 5X4 meter persegi. "Kami merasa penting membangun sarana ibadah agar bisa melaksanakan shalat lima waktu," kata H Sawangi, warga pengungsi Desa Bungur Mekar Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak, Senin (3/2).

Pembangunan mushala itu dikerjakan secara gotong royong warga pengungsian dengan menggunakan peralatan seadanya. Bahan bangunan yang digunakan terbuat dari bambu.

Baca Juga

Kehadiran sarana ibadah itu agar warga pengungsi dapat melaksanakan ibadah shalat lima waktu. Masyarakat yang mengungsi di sini berasal dari Kampung Susukan dan Bolang Desa Bungur Mekar Kecamatan Sajira.

Dua kampung tersebut awal tahun 2020 luluh-lantak akibat diterjang banjir bandang dan longsor. Diperkirakan puluhan rumah hanyut dan rusak berat hingga warga mengungsi karena kehilangan tempat tinggal.

"Kami hingga kini merasa bingung tinggal di pengungsian padahal masa tanggap darurat sudah berakhir," katanya.

Begitu juga Ahmad, seorang warga pengungsi mengatakan dirinya bersama anggota keluarganya sudah empat pekan terakhir ini masih bertahan di tenda pengungsian, karena rumahnya hanyut diterjang banjir bandang. Namun, dirinya beruntung dapat melaksanakan shalat lima waktu setelah dibangunnya mushala itu.

"Kami setiap hari bisa melaksanakan shalat berjamaah dengan pengungsi lainnya," katanya.

Kepala Desa Bungur Mekar Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak Makmun mengatakan saat ini warga pengungsian di wilayahnya masih bertahan baik di tenda pengungsian maupun pembangunan hunian sementara yang dibangun relawan dari Jakarta. Warga di wilayahnya kehilangan sebanyak 88 unit rumah dengan jumlah di atas 900 jiwa, sehingga mereka sebagian mengungsi dan sebagian tinggal di rumah kerabatnya.

"Kami berharap pemerintah daerah secepatnya membangun huntara untuk menampung warga yang kehilangan rumah akibat bencana alam itu," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement