Kamis 30 Jan 2020 15:48 WIB

MUI: Provokator Perusakan Mushala Minahasa Sudah Ditangkap

Permasalahan yang memicu perusakan mushala di Minahasa sudah diselesaikan bersama.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ani Nursalikah
MUI: Provokator Perusakan Mushala Minahasa Sudah Ditangkap
Foto: Antara
MUI: Provokator Perusakan Mushala Minahasa Sudah Ditangkap

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Majelis Ulama Indonesia (MUI) memastikan kondisi di Desa Tumalutung Kecamatan Kauditan Kabupaten Minahasa Utara sudah kondusif pasca perusakan mushala di wilayah itu, Rabu (29/1). Ketua MUI Bidang Kerukunan Umat Beragama Yusnar Yusuf mengatakan permasalahan yang memicu perusakan mushala Al Hidayah di Desa Tumalutung sudah dapat diselesaikan oleh MUI bersama pemerintah dan aparat keamanan setempat.

"Sudah diselesaikan oleh MUI Manado," kaya Yusnar Yusuf kepada Republika.co.id pada Kamis (30/1).

Baca Juga

Yusnar pun tak membantah perusakan mushala di Desa Tumalutung disebabkan penolakan organisasi kemasyarakatan terhadap keberadaan jamaah tabligh di mushala itu. Dari informasi yang diperoleh Republika.co.id perusakan mushala Al Hidayah terjadi pada Rabu (29/1) sore tepatnya pukul 17.48 Wita.

Perusakan mushala bermula saat sekitar 50 orang organisasi kemasyarakatan Waraney dari Desa Tumalutung, Kecamatan Kauditan, Kabupaten Minahasa Sulawesi Utara yang diketuai Novita Malonda mendatangi mushala yang berada di Perum Agape, Desa Tumalutung. Ormas tersebut pun langsung melakukan pengrusakan pada mushala Al Hidayah.

 

Diduga perusakan terjadi dipicu penolakan masyarakat terhadap kelompok jamaah tabligh dari Makassar yang datang dan beribadah di mushala tersebut. Masyarakat tak terima terlebih jumlah jamaah tabligh yang datang tidak sesuai dengan surat izin yang disampaikan. Pada surat izin yang diketahui warga jumlah jamaah yang hadir hanya 10 orang namun demikian jamaah tabligh yang datang ke masjid itu sebanyak 20 orang.

Pasca kejadian itu aparat kepolisian dari Polres Minahasa Utara langsung datang ke lokasi kejadian. Namun demikian sekitar pukul 22.05 Wita kondisi semakin memanas lantaran sebanyak 30 anggota Barisan Solidaritas Muslim yang tiba di Perum Agape memaksa masuk namun dihadang oleh kelompok masyarakat Tumalutung. Hal itu pun membuat suasana semakin panas hingga terjadi saling adu mulut. Suasana baru bisa dikendalikan pada 22.40 Wita setelah aparat melakukan mediasi antara kedua belah pihak. Namun demikian akibat kerusuhan yang terjadi dinding dan pagar mushola Al Hidayah mengalami kerusakan.

Yusnar menjelaskan berdasarkan informasi yang diperolehnya pelaku sudah diamankan aparat. Pendeta setempat pun bersedia mengganti kerusakan yang dialami mushala Al Hidayah.

"Provokatornya sudah ditangkap, dan para pendeta mau mengganti kerusakan masjid serta membantu keluarnya izin pendirian masjid," kata Yusnar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement