Kamis 30 Jan 2020 14:01 WIB

UEA Serukan Negara Muslim Harus Adaptasi dengan Perubahan

Menurut menteri UEA, inovasi dan teknologi baru kunci bagi negara Muslim beradaptasi.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
UEA Serukan Negara Muslim Harus Adaptasi dengan Perubahan. Masyarakat mengunjungi Museum Louvre Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Foto: EPA
UEA Serukan Negara Muslim Harus Adaptasi dengan Perubahan. Masyarakat mengunjungi Museum Louvre Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Negara-negara Muslim harus beradaptasi dengan perubahan dalam inovasi dan teknologi guna mengimbangi dunia yang terus berubah. Hal demikian disampaikan oleh Menteri Pengembangan Kebudayaan dan Pengetahuan Uni Emirat Arab (UEA), Noura binti Mohammed Al Kaabi, dalam pidatonya di sesi ke-40 dewan eksekutif Organisasi Ilmu Pengetahuan, Pendidikan, dan Kebudayaan Islam (Isesco) di Abu Dhabi, Rabu (29/1).

Pada kesempatan itu, ia membahas pentingnya kerja sama di antara negara-negara Islam untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam pendidikan, budaya, dan sains. Menurutnya, pengembangan kemampuan manusia dalam hal kreativitas, inovasi dan menggunakan teknologi baru merupakan kuncinya.

Baca Juga

"Dunia Islam sedang melalui ruang lingkup perubahan yang mengharuskan kita beradaptasi dengan perubahan ini melalui inovasi, teknologi dan dialog, yang akan membantu kita menjunjung tinggi pilar inti agama kita," kata Al Kaabi, yang juga mengetuai Komisi Nasional untuk Pendidikan, Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan, dilansir di Khaleej Times, Kamis (30/1).

Ia melanjutkan, negara-negara Islam harus fokus pada pengembangan manusia dengan mengintegrasikan teknologi dan inovasi baru dalam sistem pendidikan. Direktur Jenderal Isesco, Salim bin Mohammed Al Malik, mengatakan dunia Islam perlu mengembangkan mekanisme aksi untuk masa depan yang baru.

"Kami telah mengembangkan rencana strategis untuk mengubah Isesco menjadi organisasi yang sangat baik dan efisien dalam menegakkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip Islam dan sebagai suar pembangunan berkelanjutan di seluruh dunia," kaa Al Malik.

Ia menambahkan, negara-negara anggota telah secara aktif mendukung proyek-proyek pendidikan dan budaya. Bahkan, ia menargetkan Isesco akan memiliki anggaran tahunan sebesar 50 juta dolar pada akhir 2020 dan setengah miliar dolar pada akhir 2025.

Forum Isesco berlangsung selama dua hari. Forum ini bertujuan memperkuat kerja sama di antara negara-negara anggotanya dan memanfaatkan kolaborasi ini sebaik mungkin dalam mengembangkan pendidikan, sains, budaya, dan komunikasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement