Rabu 29 Jan 2020 18:12 WIB

Anjuran Mendekati Orang Saleh

Sungguh beruntung menjadi orang saleh.

Anjuran Mendekati Orang Saleh. Foto: Kesalehan/ilustrasi
Foto: blogspot.com
Anjuran Mendekati Orang Saleh. Foto: Kesalehan/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Aang Saeful Millah

‘’Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh.’‘ (QS Ali Imran [3]: 114).

Baca Juga

Sungguh sangat beruntung menjadi orang saleh. Betapa tidak, dalam setiap shalat kaum Muslim, orang saleh didoakan agar senantiasa selamat. Bahkan, dalam sebuah hadis sahih disebutkan, pada hari perhitungan nanti, mukmin yang saleh dengan izin Allah SWT, dapat memberikan syafaat pada saudara yang dicintainya.

Karena itu, Nabi Muhammad SAW sering menganjurkan para sahabatnya untuk senantiasa bergaul dengan orang-orang saleh, tidak dengan orang-orang buruk. Karena, bagaimanapun juga perilaku buruk itu menular, sebagaimana juga perilaku baik.

Dalam Shahih al-Bukhari, Rasulullah SAW mengumpamakan siapa yang bersahabat dengan orang yang saleh layaknya ia bersahabat dengan penjual minyak wangi. Dan siapa yang bersahabat dengan yang berperangai buruk, layaknya ia berteman dengan pandai besi.

Dari perumpamaan yang disampaikan Nabi Muhammad SAW ini, tentu saja berteman dengan penjual minyak wangi lebih menguntungkan, meskipun tidak membeli minyak wangi, kita akan terkena harum wanginya. Dan, sebaliknya, jika berteman dengan pandai besi, kita akan terkena buruknya, minimal kita akan terkena percikan panasnya api dari besi.

Dari uraian di atas, dipahami bahwa lingkungan hidup sangat berpengaruh pada karakter dan perilaku seseorang. Jika kita sering berkunjung ke tempat maksiat seperti diskotek dan berteman dengan pecandu narkoba, maka suatu saat kita akan terjerumus ke lembah kemaksiatan itu. Tidak sedikit orang yang pernah merasakan hal tersebut, awalnya coba-coba dan seterusnya menjadi bandar narkoba.

Begitu juga jika kita berteman dan hidup dalam lingkungan yang baik, berkunjung ke masjid, mengikuti majelis taklim, maka akhlak kita pun kurang lebih akan seperti mereka yang senantiasa menjaga diri dari kemaksiatan dan candu akan kebaikan.

Jika telah tampak bagi kita kebaikan dan keburukan, manis dan pahit, sungguh sakit, jiwa dan hati yang memilih keburukan dan kepahitan. Untuk itu bermohonlah pada Allah SWT agar diberikan kekuatan untuk meninggalkan kemaksiatan dan anugerah kecintaan pada orang-orang saleh. Wallahu a’lam.

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement