Rabu 29 Jan 2020 17:38 WIB

Program Bank Makanan Baznas Tiru Semangat Umar bin Khattab

Program Bank Makanan merupakan bagian dari layanan aktif Baznas.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Gita Amanda
Baznas menggelar acara Bincang Zakat, Rabu (29/1).
Foto: Baznas
Baznas menggelar acara Bincang Zakat, Rabu (29/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Pengumpulan Retail Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Fitriansyah Agus Setiawan membuat program bank makanan yang secara prinsip meniru semangat Sahabat Nabi Muhammad SAW yaitu Umar bin Khattab dalam membagikan makanan. Program tersebut bagian dari layanan aktif Baznas.

"Jadi semangatnya seperti Umar bin Khattab, mendatangi orang-orang yang membutuhkan bantuan," kata dia di kantor pusat Baznas, Jl Matraman Raya, Kebon Manggis, Matraman, Jakarta Timur, Rabu (29/1).

Baca Juga

Fitriansyah mengatakan, kegiatan pembagian makanan ini sebetulnya sudah lama dilakukan namun baru dibuat dalam bentuk program pada 2019 lalu. Dalam program ini, kalangan masyarakat yang berlebihan makanan diajak untuk berbagi kepada orang-orang yang membutuhkan bantuan melalui Baznas.

"Misalnya restoran, hotel, itu kan tiap pagi menyiapkan makanan, pasti lebih, enggak mungkin kurang. Tentu saja makanan ini masih layak dikonsumsi. Sehingga pada hari itu juga tim kami akan datang ke hotel misalnya, lalu packing dengan standar yang telah ditetapkan," ujar dia.

Selanjutnya selama 2 jam tim Baznas mendistribusikan makanan-makanan tersebut ke kalangan masyarakat yang memang membutuhkan makanan. "Jadi tidak menunggu lama-lama sehingga masih layak dikonsumsi," tutur dia.

Selain restoran dan hotel, makanan yang didistribusikan bisa juga berasal dari sayuran layak konsumsi yang berada di supermarket. "Sayuran-sayuran yang di supermarket itu bisa kita terima, untuk kita olah dan kita distribusikan," katanya.

Latar belakang program ini terkait dengan banyaknya makanan yang terbuang. Fitriansyah mengatakan, tiap orang selama satu tahun berkontribusi menyumbang 300 kilogram makanan yang terbuang. Bila akumulasikan, maka ada sekian ratus ton sisa makanan yang sebetulnya dapat dimanfaatkan untuk mereka yang membutuhkan.

Jumlah akumulasi tersebut, lanjut Fitriansyah, setara dengan sepertiga orang pra-sejahtera di Indonesia. "Tentu kalau ini dioptimalisasi ya. Untuk sekarang ini kita dalam tahap edukasi," tutur dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement