Selasa 28 Jan 2020 20:06 WIB

Said Aqil: NU tidak Antikonglomerat

Said menyampaikan konglomerat harus mengangkat kelas menengah.

Said Aqil: NU tidak Antikonglomerat. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj.
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Said Aqil: NU tidak Antikonglomerat. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj.

REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siroj menyatakan Nahdlatul Ulama (NU) tidak antikonglomerat, tetapi konglomerat harus melakukan upaya-upaya pemerataan. "NU tidak antikonglomerat, kita hormati mereka. Alhamdulillah Indonesia ada konglomerat, kita bersyukur Indonesia punya konglomerat yang high level, internasional bahkan," katanya, Selasa (28/1).

Ia menyampikan hal tersebut kepada pers saat menghadiri pelantikan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Temanggung dan meresmikan tempat manasik haji di KBIH NU Babussalam Temanggung. Said menyampaikan konglomerat harus menarik atau mengangkat kelas menengah dan kelas menengah jadi mitra, bukan hanya jadi pendukung, bukan dieksplorasi, tetapi jadi mitra.

Baca Juga

"Begitu pula selanjutnya kelas menengah pun harus mengangkat kelas kecil," ujarnya.

Ia berharap NU selalu menjadi kekuatan sosial yang efektif dan mampu mewujudkan keseimbangan. "Sekarang ini masih jomplang karena sebagian minoritas menguasai kekayaan yang luar biasa, sedangkan mayoritas miskin, terpinggirkan, bodoh, dan penyakitan," ucapnya.

Menurut dia, semua itu harus ada keseimbangan, maka konglomerat harus melakukan upaya pemerataan. Menyinggung tentang munculnya kerajaan baru seperti Keraton Agung Sejagat dan Sunda Empire, dia menyatakan hal itu menunjukkan masyarakat sedang sakit dan ada rasa minder.

Ia menyampaikan orang kalau terzalimi pasti mencari jalan keluarnya Ratu Adil, Satria Piningit, dan Imam Mahdi. "Mau melawan tidak bisa, tidak ada jalan untuk melawan, maka menunggu datangnya Ratu Adil, Satria Piningit, menunggu datangnya Imam Mahdi," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement