REPUBLIKA.CO.ID, PADANG--Sebanyak 15 orang yang tergabung dalam 150 anggota rombongan turis asal Kunming, China yang kini berada di Sumatra Barat merupakan pemeluk agama Islam. Sebanyak 15 orang tersebut memanfaatkan keberadaanya di Sumbar untuk menikmati suasana Islami yang punya beberapa perbedaan dibandingkan yang mereka rasakan di kampung halamannya.
Xing (19) salah satu anggota rombongan turis dari Kunming mengaku sangat terbuai dengan lantunan azan subuh di Sumatra Barat. "Inilah suara azan paling lega yang pernah saya dengar," kata Xing Republika.co.id melalui pesannya yang disampaikan lewat penerjamah, Selasa (28/1).
Xing menambahkan ia dan beberapa saudara seimannya dari Kunming langsung mengambil kesempatan ikut berwisata ke Indonesia khususnya Sumatra Barat karena telah mendapat informasi di daerah tujuan wisatanya itu merupakan negeri dengan mayoritas Muslim. Terlebih di Sumatra Barat yang diketahui Xing sangat kental dengan nuansa Islami.
"Kami datang karena rindu pada saudara sesama muslim di Indonesia. Kami mendengar nama negeri ini sejak pandai mengaji dulu. Ada saudara kami di sebelah laut, pemeluk Islam yang taat. Akan kuceritakan pada ibu dan nenek nanti di rumah,"ujar Xing.
Selain suasana Islami, Xing juga tidak luput untuk menikmati santapan kuliner khas Minangkabau sejak menginjakkkan kaki di Sumatra Barat. Salah satu yang paling disukai Xing ialah rendang. "Soal makanan mereka melihat unik dan enak, terutama rendang padang," ucap Xing.
Pemandu rombongan bernama Robin mengatakan memang waktu kedatangan 150 orang turis asal China ini kurang tepat. Karena dunia internasional sedang dihantui wabah Novel coronavirus (Ncov) yang mulai berkembang di Kota Wuhan, China. Sekarang virus yang ditularkan hewan tersebut kabarnya sudah menewaskan ratusan korban.
Tapi menurut Robin, 150 wisatawan asal Kunming yang mereka bawa ke Sumbar ini sudah melewati berbagai prosedur dan pemeriksaan sesuai standar WHO sejak dari keberangkatan dari Kunming hingga saat hendak masuk ke Sumbar melalui Bandara Internasional Minangkabau. Robin menjelaskan rasa antusiasme para wisatawan asal Cina ini terlebih 15 orang yang memeluk agama Islam untuk datang ke Sumatra Barat.
"Karena turis muslim itu benar-benar penasaran dengan kehidupan warga muslim di Indonesia atau Sumbar, seperti apa, apakah sama dengan mereka di China," ucap Robin.
Robin menjelaskan mayoritas anggota rombongan yang mereka bawa berasal dari kelas ekonomi menengah ke atas. Sehingga para wisatawan tersebut memang sudah kerap bepergian keluar negeri.
Dari pengalaman sejumlah turis yang disimak Robin, turis asal China ini punya tanggapan positif terhadap Sumbar dan Indonesia. 15 turis yang memeluk agama Islam menurut Robin sangat bahagia karena berada di lingkungan mayoritas Islam. Suatu hal yang selama ini belum pernah rasakan sebelumnya.
Robin menjelaskan pihaknya akan mengusahakan para wisatawan terutama yang memeluk agama Islam untuk dapat berkunjung dan menunaikan shalat di ikon religi Sumatra Barat yakni Masjid Raya Sumatra Barat yang terletak di Jalan Khatib Sulaiman, Padang.
"Rencana ada dan pastinya kita akan berikan waktu buat wisatawan muslim kita untuk menjalankan sholat di Masjid Raya, masjid terbesar di Sumbar ini," kata Robin menambahkan.
Kedatangan para wisatawan asal Kunming China sejak Ahad (26/1) kemarin menuai pro dan kontra di tengah-tengah masyarakat Sumbar. Warga yang kontra menginginkan wisatawan asal Kunming tersebut segera dipulangkan karena dikhawatirkan membawa Novel Coronavirus.
Para wisatawan China ini sudah berkunjung ke Kota Pariaman, Kota Bukittinggi, Kota Padang dan Kabupaten Pesisir Selatan. Agenda ke Kabupaten Tanah Datar di antaranya untuk melihat Istano Pagaruyung, arena pacu jawi dan Danau Singkarak dibatalkan karena adanya penolakan dari warga.
Hari ini kabarnya para wisatawan berkunjung ke kawasan wisata Mandeh di Pesisir Selatan. Rencana semula, rombongan ini akan kembali ke Kunming pada Kamis (30/1). Namun karena adanya beberapa penolakan dan desakan agar segera dipulangkan, pihak travel agent mengupayakan pemulangan turis asal China ini lebih awal dari jadwal semula.