Jumat 17 Jan 2020 09:01 WIB

Shariat Sarker, Penyayi Sufi Bangladesh itu Dipidanakan

Shariat Sarker dipidanakan sebab menyatakan Alquran izinkan manusia bernyanyi.

Rep: MgRol 127/ Red: Nashih Nashrullah
Shariat Sarker (kanan) dipidanakan sebab menyatakan Alquran izinkan manusia bernyanyi.
Foto: benarnews.org
Shariat Sarker (kanan) dipidanakan sebab menyatakan Alquran izinkan manusia bernyanyi.

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA— Seorang penyanyi sufi tersohor Bangladesh ditangkap setelah melanggar undang-undang internet yang kontroversial. Menurut para kritikus, penampilannya digunakan untuk meredam kebebasan berbicara setelah dugaan komentar anti-Islam memicu protes dari masyarakat.  

Dilansir dari Daily Mail, Shariat Sarker (40), ditahan di pusat kota Mirzapur pada Sabtu (11/1). Kepada AFP, kepala polisi setempat, Saidur Rahman, mengatakan seorang tokoh ulama mengajukan kasus terhadap Sarker atas komentar yang dibuat di sebuah acara pada Desember. 

Baca Juga

Dalam komentar tersebut Shariat Sarker menyebut Alquran mengizinkan manusia bernyanyi, tuding sekelompok muslim konservatif di Bangladesh. Sarker ditangkap di bawah Digital Security Act karena telah melukai sentimen keagamaan umat Islam. 

Film acara itu diunggah ke YouTube dan lebih dari 1.000 aktivis dan ulama Muslim menggelar unjuk rasa untuk menuntut penangkapan penyanyi itu. Sarker bisa menghadapi 10 tahun penjara jika terbukti bersalah di pengadilan.

Wartawan dan aktivis kanan mengatakan UU Keamanan Digital yang disahkan pada 2018 adalah ancaman serius bagi kebebasan berekspresi di negara berpenduduk 168 juta orang itu.

Di bawah UU tersebut, siapa pun dapat menghadapi hukuman penjara seumur hidup karena propaganda terhadap negara dan hingga 10 tahun untuk konten digital yang menyakiti sentimen agama atau menciptakan keresahan.

Odhikar, sebuah kelompok hak asasi manusia, melaporkan sedikitnya 29 penangkapan tahun lalu di bawah hukum. 

Sarker terkenal di antara puluhan juta pengikut sufi di pedesaan Bangladesh. Pakar musik Saymon Zakaria mengatakan, penyanyi folk secara teratur mengambil kebebasan ketika menafsirkan legenda Islam dengan cara yang mungkin tidak mencerminkan versi resmi.

"Seharusnya tidak ada interpretasi literal dari apa yang dikatakan selama pertunjukan. Penyanyi rakyat harus memiliki kebebasan berekspresi," kata Zakaria.

Meskipun memegang tempat penting dalam sejarah Bangladesh, lebih dari 12 pemimpin dan pengikut sufi telah terbunuh dalam beberapa tahun terakhir oleh kelompok-kelompok Islam garis keras yang menganggap mereka sesat. 

  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement