REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Suhardi Alius, meminta dai-dai muda milenial untuk bisa berkontribusi memberikan pesan-pesan perdamaian kepada masyarakat khususnya kepada para generasi muda.
Pesan perdamaian ini seiring dengan masih maraknya penyebaran paham radikal negatif yang dapat berujung kepada aksi terorisme yang disebarkan oleh kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab.
"Tentu sekarang ini perlu adanya orang-orang (dai-dai) seusianya yang bisa memberikan pencerahan kepada generasi muda," kata dia usai menerima audiensi dari Pengurus Pusat Forum Komunikasi Mahasiswa Tafsir-Hadis Indonesia (FKMTHI) di kantor BNPT Jakarta, Rabu (15/1).
Suhardi menjelaskan bahwa orang yang bisa mempengaruhi para generasi muda ini ke hal-hal yang positif. "Kalaupun menafsirkan agama, ya agama yang benar. Tidak ada hal-hal yang tidak baik untuk dimainkan,” ujar Suhardi.
Mantan Sekretaris Utama (Sestama) Lemhannas RI ini menjelaskan bahwa itu perlu dilakukan karena generasi muda selama ini masih menjadi sasaran dari brainwashing dari kelompok-kelompok radikal terorisme tersebut.
Kepala BNPT menjelaskan bahwa kelompok radikal ini memanfaatkan para generasi muda dengan emosinya yang masih belum stabil, masih mencari jati diri dan sebagainya.
"Saya berpikir bahwa kita butuhkan mereka para dai-dai muda kita ini untuk bisa mempengaruhi dan membuat masyarakat khususnya para generasi muda ini untuk betul-betul punya resilience, punya imunitas dalam menghadapi dinamika global ini,” ujar mantan Kabareskrim Polri ini.
Oleh sebab itu, alumni Akpol 1985 ini akan memfasilitasi FKMTHI ini untuk bisa juga beraudiensi dengan Kementerian Agama.
Dia mengatakan audensi ini diperlukan untuk memberdayakan FKMTHI yang ada 17 provinsi agar memiliki dai-dai muda yang betul-betul memiliki wawasan nasional.
"Kita harapkan, mudah-mudahan bisa lahir (dai-dai muda)," ucap Jenderal berpangkat bintang tiga kelahiran Jakarta 10 Mei 1962 ini.
Ketua FKMTHI, Achmad Sayuthi, berharap FKMTHI ini bisa turut serta bersinergi dengan BNPT. "Tentunya kami akan ikut serta untuk membantu mengkampanyekan pesan-pesan damai. Kalau teman-teman yang berpikiran ‘kanan’ ini selalu membawa pesan-pesan kekerasan, maka kita akan membawa pesan pesan damai," tuturnya.
Achmad Sayuthi mengatakan kelompok kanan memakai hadis-hadis yang keras, maka FKMTHI akan memakai hadis-hadis yang damai.
"Kalau mereka pakai ayat-ayat yang keras, maka kita akan pakai ayat-ayat yang damai dan menunjukkan untuk bangsa ini," ujar Achmad Sayuthi.
Selain itu, dia mengatakan pihaknya juga sudah mendapatkan arahan dari Pembina FKMTHI sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Prof Narasuddin Umar, untuk segera mengambil alih orang-orang yang sudah ‘membajak’ Alquran selama ini.
"Untuk kita sama-sama memberikan pemahaman yang moderat. Karena memang tidak ada chat atau perintahnya di dalam agama Islam itu untuk selalu melakukan kekerasan ataupun aksi-aksi terorisme. Karena Islam mengajarkan kedamaian," ujar Achmad Sayuthi.