REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, menyesalkan adanya pengajaran yel-yel berbau SARA di Yogyakarta. Apalagi, yel-yel itu diajarkan pembina pramuka kepada anak-anak.
Ia menegakan, apa yang dilakukan pembina pramuka itu merupakan tindakan yang tidak benar. Sultan berpendapat, tindakan itu tidak cuma tidak tepat tempat, tapi memang tidak perlu dikatakan.
"Tidak betul itu, bukan tempatnya di situ dan tidak perlu mengatakan seperti itu, di Indonesia tidak ada kafir-kafir," kata Sultan usai mengisi Dialog Kebangsaan di Universitas Islam Indonesia (UII), Selasa(14/1).
Meski begitu, ia mengaku masih ingin melihat perkembangan kejadian tersebut. Pasalnya, Sultan belum lama menerima kabar itu dan masih belum pula mendapat perkembangan terbaru atas kejadian tersebut.
"Ya nanti kita lihat, saya baru dengar ini malah, tapi saya sangat menyesali terjadi di pramuka seperti itu," ujar Sultan.
Kejadian itu sendiri dikabarkan terjadi di sekolah di Kota Yogyakarta. Diketahui publik usai satu orang tua murid menceritakan keberatannya atas apa yang diajakarkan pembina pramuka itu melalui media sosial.
Dalam tangkapan layar yang beredar, orang tua murid berinisial K menceritakan tepuk pramuka rasis diajarkan seorang pembina di SDN Timuran. Berisi yel-yel berbau SARA seperti kafir-kafir no.