REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Doa Leo Kurniawan, siswa kelas XII IPS SMA Adzkia Daarut Tauhiid diijabah Allah SWT. Melalui jalan yang tak pernah ia duga sebelumnya, mimpi siswa program beasiswa di Sekolah binaan KH Abdullah Gymnastiar ini untuk bisa menjejakkan kaki di tanah suci akhirnya menjadi nyata.
"Alhamdulillah, rasanya masih ga percaya ini bisa terwujud. Dulu, tiga tahun lalu, saat masih di kelas IX, saya pernah berdoa sama Allah, agar saat kelas XII saya bisa ke tanah suci, Makkah. Sekarang, saya nggak menyangka Allah kabulkan doa saya," tutur Leo, Senin (13/1).
Keyakinan Leo saat itu hanya satu. Allah SWT pasti mengabulkan doa orang-orang yang mohon dan meminta kepadaNya.
Bertolak dari Indonesia sejak Sabtu (11/1), perjalanan Leo mengunjungi Madinah al-Munawwarah tidak hanya dilakukan sendiri. Ia berangkat bersama tiga siswa program beasiswa lainnya, Nurul Fathiyyah (XII IPS), Khofih Anwarul H. (XII MIPA), dan Devi Fitriana (XII MIPA).
Humas SMA Adzkia, Nawang Fatma Putri menuturkan, Leo beserta tiga siswa lainnya dapat berangkat ke Tanah Suci atas donasi dari salah satu Orang Tua Asuh siswa di SMA Adzkia.
“Sejatinya tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Semua yang terjadi sudah diatur oleh Allah SWT, termasuk keberangkatan 4 penghafal Quran Adzkia melalui wasilah donatur, Ibu Getty dan Pak Anky,” ujarnya. Diungkapkan Nawang, awalnya hanya ada dua siswa yang diniatkan donatur tersebut untuk dapat berangkat ke Tanah Suci, menemani beliau Umroh.
Namun melihat antusiasme siswa kelas XII yang begitu besar, bahkan sampai ada yang menangis, saat ditanya siapa yang ingin berangkat Umroh, membuat Ibu Getty dan Pak Anky menambah kuota bagi siswa yang akan diberangkatkan Umroh. “Tiga bulan lalu Bu Getty dan Pak Anky sempat datang ke sekolah, dan mengutarakan niatnya untuk mengumrohkan dua siswa program Beasiswa di kelas XII SMA Adzkia. Namun animo siswa yang sangat besar membuat mereka akhirnya menambah kuota, menjadi empat orang,” ujarnya.
Tidak sembarang siswa yang dipilih oleh sekolah untuk dapat diberangkatkan Umroh. Para siswa ini, dikatakan Nawang, harus mengikuti challenge terlebih dahulu. “Waktu itu diberi semacam challenge, bagi siswa yang mampu menghafal Alquran 2 juz dalam waktu dua pekan, maka dia bisa terpilih untuk berangkat umroh. Namun seiring perjalanan challenge berlangsung, bukan hanya jumlah hafalan, tetapi juga konsistensi mereka dalam melaksanakan ibadah harian (Mutaba’ah Yaumiyyah) yang terangkum dalam 7 Cinta, seperti Sholat Sunnah, Shaum Sunnah, sedekah, juga adab kepada Guru-guru di sekolah,” tutur dia.
Dari 58 siswa kelas XII yang ada, diungkapkan Nawang, manajemen SMA Adzkia dibantu Musyrif dan Musyrifah akhirnya memutuskan Leo, Nurul, Khofih Anwar, dan Devi untuk dapat berangkat Umroh.
“Mudah-mudahan ibadah yang saat ini dilaksanakan menjadi jalan keberkahan bagi Leo, Nurul, Anwar, dan Devi, serta para donatur.”