Sabtu 11 Jan 2020 19:51 WIB

Kemenag Aceh Pantau Gerhana Bulan Penumbra

Gerhana penumbra mulai bisa dilihat langsung mulai pukul 00.15 WIB.

Cahaya bulan purnama terlihat redup saat memasuki fase Gerhana Bulan Penumbra di langit Kota Lhokseumawe, Aceh, Sabtu (11/1/2020) dini hari.
Foto: Antara/Rahmad
Cahaya bulan purnama terlihat redup saat memasuki fase Gerhana Bulan Penumbra di langit Kota Lhokseumawe, Aceh, Sabtu (11/1/2020) dini hari.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Aceh melakukan pemantauan gerhana bulan penumbra, Sabtu (11/1) dini hari. Anggota Badan Hisab dan Rukyat Aceh yang juga pakar astronomi Suchrawardi Ilyas mengatakan sejak pukul 00.15 WIB kontak gerhana penumbra mulai bisa dilihat langsung, ketika permukaan bulan mulai tertutup bayangan bumi, bahkan bisa dilihat tanpa teleskop.

"Secara langsung bisa kita lihat namun teleskop bisa mempertegas. Sehingga zona yang masih cukup terang akan berbeda dengan zona yang sudah tertutup bayangan penumbra ini," katanya.

Baca Juga

Ia menyebutkan pemantauan ahli falakiyah Kemenag Aceh, kontak gerhana mulai terjadi pada pukul 00.07 WIB. Kemudian puncak gerhana terjadi pukul 02.10 WIB dan berakhir pada pukul 04.12 WIB.

Suchrawardi menyebutkan, dalam setahun fenomena gerhana bulan bisa terjadi sebanyak empat hingga tujuh kali, baik gerhana bulan total maupun gerhana bulan penumbra.

"Kadang-kadang dalam satu tahun tiga kali gerhana total tidak ada penumbra sama sekali, atau kadang dalam satu tahun penumbra semuanya. Atau juga ada sekali gerhana total dan dua atau tiga kali terjadi gerhana penumbra," ujarnya, menjelaskan.

Lebih lanjut, dia menyampaikan, saat gerhana bulan penumbra, kondisi cahaya bulan terang namun terlihat sedikit redup. Sedangkan saat gerhana bulan total, bulan terlihat memerah.

"Kalau gerhana total, bulan tertutup sepenuhnya oleh bayangan bumi. Karena bayangan bumi dibentuk oleh atmoster bumi, maka ketika bulan masuk zona bayangan bumi yang umbra itu, maka warna bulan terlihat merah. Dan sering kita sebut dengan bulan darah atau blood moon," katanya.

Kepala Bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kanwil Kemenag Aceh Hamdan mengatakan dalam pemantauan itu pihaknya melibatkan para ahli Falakiyah Kanwil Kemenag dan juga dari observatorium Tgk Chiek Kuta Karang Lhoknga.

"Kita sediakan tiga unit teleskop disini, teman-teman ahli falakiyah di Kanwil dan di Lhoknga kita tempatkan untuk memantau dan memberi pelayanan kepada masyarakat, sebagian masyarakat hadir untuk melihat fenomena alam ini dengan teleskop," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement