Jumat 10 Jan 2020 04:00 WIB

Wafat pada Hari Jumat Memiliki Keutamaan, Fakta atau Mitos?

Meninggal pada Jumat tidak terlepas dari amal saleh pada hari itu sendiri.

Rep: MgRol 127/ Red: Nashih Nashrullah
Meninggal pada Jumat tidak terlepas dari amal saleh pada hari itu sendiri. Foto ilustrasi ziarah kubur.
Foto: Republika/ Wihdan
Meninggal pada Jumat tidak terlepas dari amal saleh pada hari itu sendiri. Foto ilustrasi ziarah kubur.

REPUBLIKA.CO.ID, Hari Jumat dipercaya menjadi hari baik bagi umat Muslim. Banyak kisah yang menceritakan bahwa peristiwa luar biasa pernah terjadi pada Jumat. Seperti penciptaan Nabi Adam AS dan ketika dia dimasukkan ke dalam surga hingga keluar lagi dari sana. Peristiwa tersebut terjadi pada Jumat. 

Sehubungan dengan hal itu, Jumat juga menjadi hari yang baik untuk melakukan amal perbuatan. Tak terkecuali berharap meninggal di hari baik tersebut.  

Baca Juga

Menurut Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zulfa Musthofa, secara umum Jumat memiliki kemuliaan. Maka seorang mukmin yg meninggal pada Jumat memiliki keutamaan sebagai mana mulianya seorang mukmin yang meninggal di dalam masjid. Hal tersebut terjadi karena di hari Jumatlah seorang Mukmin memperbanyak ibadah kepada Allah SWT. 

Dalam hadis riwayat Tirmidzi, Dari Abdullah bin Amr bin Ash RA, Rasulullah SAW bersabda, “Setiap Muslim yang meninggal pada Jumat atau malam Jumat, maka Allah akan memberikan perlindungan baginya dari fitnah kubur.”

Kiai Zulfa mengatakan, dari hadis tersebut secara tidak langsung menjelaskan bahwa kita harus memperbanyak amal saleh seperti membaca surah Al-Kahfi, bersedekah, dan bershalawat kepada Nabi.

“Sehingga kemuliaan meninggal pada hari Jumat itu sebenarnya dikarenakan yang meninggal sedang taqarrub kepada Allah SWT, yaitu melaksanakan ketaatan kepada Allah dengan menjalankan kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan-Nya,” kata dia. 

Artinya, kemuliaan suatu waktu dan tempat, seperti Jumat dan Ramadhan, dan masjid, Makkah, serta Madinah, tidak terlepas lari aktivitas ibadah yang ada di dalamnya.  

Seperti kisah Atha’ bin Abi Rabah yang menjawab ketika di tanya terkait alasannya tinggal di Thaif bersama Ibnu Abbas daripada tinggal di Makkah.

Kiai Zulfa memaparkan, dengan mengutip Kitab Ihya Ulumiddin karya Imam al-Ghazali, bahwa Atha’ mengatakan, “Lebih baik aku tinggal jauh dari Ka’bah tapi hatiku selalu merasa dekat dengan Ka’bah, ketimbang seseorang yang tinggal dekat dengan Ka’bah tetapi hilang rasa hormatnya kepada Ka’bah.” 

Maka dari itu, keutamaan Jumat pun tidak terlepas dari amal saleh yang dikerjakan orang Mukmin, termasuk meninggal pada Jumat. Di sisi lain, orang yang meninggal pada Jumat sebelum tibanya shalat Jumat mendapatkan keutamaan tambahan karena banyaknya doa dari orang yang hendak melakukan shalat jenazah di masjid.   

Jadi, boleh saja seseorang berharap meninggal pada Jumat karena setiap mukmin memang hendaknya selalu berharap untuk bertemu dengan kematian yang khusnul khotimah.  

Tetapi, harapan itu sebaiknya dibarengi dengan ikhtiar sebagaimana diriwayatkan dalam hadis Imam Bukhari, Nabi bersabda, “Segala sesuatu akan dimudahkan untuk apa yang dia diciptakan untuknya.”

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement