Ahad 29 Dec 2019 21:38 WIB

Pengunjung Festival Republik Termotivasi Menulis

Festival Republik dan Dzikir Nasional sudah dibuka sejak Jumat kemarin.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Novelis Asma Nadia memaparkan materinya saat workshop kepenulisan pada gelaran Festival Republik 2019 di Masjid At-tin, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Ahad (29/12).
Foto: Thoudy Badai_Republika
Novelis Asma Nadia memaparkan materinya saat workshop kepenulisan pada gelaran Festival Republik 2019 di Masjid At-tin, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Ahad (29/12).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pengunjung Festival Republik dan Dzikir Nasional hari ketiga mengaku termotivasi untuk menulis buku. Mereka juga mengapresiasi acara islami yang konsisten diselenggarakan Republika di Masjid Agung At-Tin, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur setiap akhir tahun.

Sejak Festival Republik dan Dzikir Nasional dibuka pada Jumat (27/12), banyak masyarakat yang mengunjungi pameran buku, busana Muslim, pernak-pernik dan produk Islami. Pada hari ketiga banyak peserta dari kalangan milenial mengikuti lokakarya kepenulisan dan bedah buku Love Notes karya Asma Nadia.   

Di acara lokakarya tersebut pengunjung Festival Republik dan Dzikir Nasional termotivasi oleh Asma Nadia untuk memulai menulis buku. Peserta lokakarya juga mendapat tambahan wawasan teknik menulis dan menerbitkan buku. 

Peserta lokakarya kepenulisan dan bedah buku, Purwanti menyampaikan, setelah mendengar pemaparan dari Asma Nadia jadi ingin menulis lagi. Warga Kebayoran Lama, Jakarta Selatan ini mengaku awalnya sempat konsisten menulis tapi karena kesibukan kerja dan rumah tangga kegiatan menulis jadi berhenti.

"Dengan mendengarkan penjelasan dan cerita Asma Nadia, saya jadi semangat lagi menulis, ingin mencoba menulis lagi, acara workshop dan bedah buku ini bagus banget, senang mengikutinya," kata Purwanti kepada Republika di Masjid Agung At-Tin, Ahad (29/12).

Purwanti mengaku sebagai pembaca setia koran Republika sejak dulu. Dia sangat mengapresiasi acara Festival Republik dan Dzikir Nasional yang konsisten rutin diselenggarakan Republika setiap akhir tahun. Dia juga sangat senang ada pameran buku dan acara yang sangat positif yaitu Dzikir Nasional di malam akhir tahun.

Di tempat yang sama, Harmoko mahasiswa pasca sarjana semester satu Universitas Paramadina memuji acara lokakarya dan bedah buku bersama Asma Nadia. Ia menyampaikan, saat ikut lokakarya mendapat tambahan pengetahuan tentang proses menerbitkan buku dan teknik menulis.

"Acara workshop dan bedah buku ini bagus sekali karena mengajarkan ke kita tentang dunia kepenulisan," kata Harmoko yang mengaku sebagai pembaca setia Koran Republika dan Republika Online. 

Mahasiswa asal Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini juga mengapresiasi Republika sebagai penyelenggara Festival Republik dan Dzikir Nasional. Menurutnya, acara yang diselenggarakan Republika sangat bagus untuk generasi milenial. Sebab Festival Republik dan Dzikir Nasional adalah acara yang luar biasa bermanfaat, umat jadi bisa melaksanakan muhasabah di akhir tahun secara berjamaah. 

Peserta lokakarya dan bedah buku lainnya dari Cibubur, Jakarta Timur, Diyah Madiya Puspita Sari mengaku sangat senang bisa mendengarkan pemaparan dari penulis favoritnya Asma Nadia. Setelah mengikuti lokakarya mendapat gambaran teknik menulis. 

Hal yang menyenangkan, dikatakan Diyah, peserta lokakarya diizinkan untuk latihan menulis dan mengirim karya tulisnya ke Republika. "Setelah ikut workshop dan bedah buku, saya juga jadi tahu bagaimana cara menulis, menulis sepertiga halaman setiap hari maka kita akan bisa mengumpulkan 120 halaman untuk satu tahun, ikut acara ini sangat seru dan berkesan," ujarnya.

Diyah juga menyampaikan, acara Festival Republik dan Dzikir Nasional sangat bermanfaat bagi masyarakat. Sebab banyak kegiatan positif dan Islami yang dihadirkan Republika. "Alhamdulillah banget, pokoknya menyesal kalau enggak datang ke Festival Republik, makanya ayo datang, apalagi nanti ada Dzikir Nasional pada malam akhir tahun," ujarnya. 

Novelis Asma Nadia setelah menjadi narasumber lokakarya dan bedah buku menyampaikan, saat lokakarya para peserta dimotivasi untuk gemar menulis. Menurutnya tidak ada orang yang malas, tapi yang ada adalah orang yang tidak punya motivasi.

Asma berharap melalui lokakarya dan bedah buku singkat ini, peserta bisa menemukan motivasi mereka. Sebab menulis adalah keterampilan yang bisa dipelajari. "Hanya saja untuk kita terus mengasah diri agar terus semakin terampil, kita harus menemukan motivasi yang kuat untuk membuat dirinya terus menulis," jelasnya.

Kepada peserta lokakarya, Asma juga menyampaikan teknik menulis. Peserta diberi tahu tujuh dosa kepenulisan bagi pemula yang biasa dilakukan. Peserta juga banyak yang bertanya bagaimana caranya menulis buku romantis karena menurut mereka banyak buku karya Asma Nadia yang romantis.

"Jadi bagaimana caranya agar bisa menulis buku romantis, tadi Asma menyampaikan tips, antara lain menaruh rasa, memilih detail yang menunjang terbangunnya atmosfer romantis dan membuat karakter atau latar yang romantis," ujarnya.

Asma juga mengapresiasi Festival Republik dan Dzikir Nasional. Dia berharap kegiatan positif ini dapat terus diselenggarakan Republika setiap akhir tahun. Karena acara seperti Festival Republik Dzikir Nasional ini sangat bermanfaat. 

Dia juga berpesan kepada masyarakat yang ingin menulis bahwa menulis adalah profesi yang bisa disandangkan di diri sebelum lulus kuliah. Karena itu, dia mengajak generasi milenial untuk memulai menulis. Menurutnya, menulis sesungguhnya cara mudah membangun eksistensi sejak dini.

"Eksistensi itu bisa menjadi sayap, kalau buat saya Alhamdulillah lewat eksistensi kepenulisan, Allah menerbangkan saya ke 72 negara dan 512 kota, ini bukan hal yang mustahil untuk diraih adik-adik milenial bahkan ketika mereka masih duduk di bangku sekolah," ujarnya.

Seperti diketahui, Festival Republik dan Dzikir Nasional diselenggarakan oleh Republika secara rutin di Masjid Agung At-Tin, taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur setiap akhir tahun. Festival Republik tahun ini dimeriahkan dengan pameran buku, busana Muslim, pernak-pernik dan produk Islami selama acara berlangsung. Selain itu ada kuliner halal dan Republik Kopi yang bisa dinikmati pengunjung selama Festival Republik dan Dzikir Nasional sejak 27-31 Desember 2019. 

Pemimpin Redaksi Republika, pengurus Masjid Agung At-Tin dan menteri agama akan memberikan sambutan di acara puncak Dzikir Nasional. Pada acara puncak sejumlah ulama dan tokoh Muslim akan memberikan tausiyah. Di antaranya Ustazah Mamah Dedeh, Ustaz Cholidi Asadil Alam pemeran utama film Ketika Cinta Bertasbih, Habib Jindan bin Novel dan Ustaz Bobby Herwibowo pencipta metode menghafal Alquran semudah tersenyum.

Selain itu ada tausiyah dari KH Muhammad Cholil Nafis sebagai Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ustaz Abdul Mu'ti sebagai Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dan Ustaz Muhammad Jazir ASP dari Masjid Jogokariyan. Menjelang tengah malam diselenggarakan doa dan dzikir akhir tahun bersama Ustaz Abdul Syukur dari Majelis Az-Zikra yang didirikan almarhum KH Muhammad Arifin Ilham.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement