REPUBLIKA.CO.ID, Fenomena suami takut istri saat ini sering kita jumpai. Takut di sini artinya suami tidak lagi berkuasa dalam memberikan semua keputusan kepada istri, sehingga istri lebih mendominasi dalam memutuskan sesuatu atau bahkan mengambil keputusan sendiri tanpa arahan dari suaminya.
Hal itu tidak hanya terjadi di film-film saja, tetapi bahkan di kehidupan nyata. Banyak dari mereka (suami) yang mungkin selalu mengikuti perintah istrinya karena latar belakang yang lebih sukses, kaya, atau karena faktor lainnya. Padahal, suami tetaplah seseorang yang berhak memimpin istri dan keluarganya.
Allah berfirman dalam QS an-Nisaa’ [4] : 34. “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)…”
Dari kitab Tatsbit al-Fuad bi Dzikri Kalam Majalis al-Qutb al-Imam Abdullah bin Alawi al-Haddad, Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad, menjelaskan tentang fenomena tersebut. Dia pun mengkritik banyaknya suami yang lebih menurut pada istrinya. Hingga beliau bercerita :
Nabi Sulaiman bin Dawud AS pernah memerintah burung Hudhud agar mensensus sebuah daerah, disuruh menghitung berapa jumlah penduduk laki-laki dan berapa yang wanita, mana yang lebih banyak, meski sebenarnya semua sudah tahu bahwa daerah itu mayoritas penduduknya adalah laki-laki.
Saat kembali setelah selesai melakukan sensus, Hudhud pun melapor : "Sudah saya hitung semua, ternyata jumlah penduduk wanita lebih banyak."
"Bagaimana bisa seperti itu?", tanya Nabi Sulaiman kaget.
"Iya, karena setiap suami yang nurut saja sama istrinya maka saya masukkan golongan wanita." Mendengar penjelasan Hudhud, Nabi Sulaiman AS jadi tersadar karena sangat cintanya beliau kepada istrinya, Ratu Bilqis.