REPUBLIKA.CO.ID, SOLOK-- Sirukam merupakan sebuah Nagari (Kecamatan) yang terletak di Kecamatan Payung Sekaki, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Wilayah perbukitan tersebut, berada pada ketinggian 1.300 MDPL dengan suhu udara rata-rata pada 16 derajat celcius.
Dalam bahasa Minang, Sirukam, diyakini berasal dari kata 'Suruakkan' yang berarti 'Sembunyi'. Nagari Sirukam merupakan salah satu daerah pertanian unggulan di Sumatera Barat. Termasuk untuk komoditas kopi arabikanya. Potensi produksi buah kopi (cherry) arabika sekitar 2,4 ton/Ha/bulan (untuk populasi 2.500 pohon/Ha) yang terletak pada ketinggian 1200 – 1500 mdpl.
Potensi komoditas kopi di Sirukam ini dibidik oleh Dompet Dhuafa dengan membuat program pemberdayaan untuk warga petani kopi.
“Dompet Dhuafa menggulirkan program pemberdayaan ini pada Kelompok Tani Sirubuih Indah Nan Jaya dengan anggota kelompok yang berjumlah 25 orang. Berupa penyediaan fasilitas kelompok mulai dari bibit hingga tempat pengolahan pasca panen (pulper house, rumah pengeringan, huller, gudang). Tentunya juga menyediakan peran pendampingan dan pembinaan bersama mitra Koperasi Solok Radjo selama 1-2 tahun, membantu dalam pemasaran, hingga pengolahan limbah menjadi pupuk kompos", terang Hadie Bandarian selaku Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Singgalang.
Pengetahuan yang minim mengenai kopi membuat petani masih bingung untuk mengolah buah kopi. Hal itu disebabkan belum adanya pendampingan yang intensif, baik dari pihak pemerintah maupun swasta. Dompet Dhuafa Singgalang (DDS) hadir dalam program pemberdayaan ekonomi petani kopi Solok Sirukam, yang bersumber dari dana ZISWAF melakukan pendampingan terhadap para petani kopi. Hal inilah yang dirasakan oleh Samsinar (57 tahun),Sebelum bertani kopi Samsinar berprofesi sebagai pengangkut batu dan kayu bakar di hutan sementara Mawi, suaminya, berdagang ayam. Dengan semangatnya, juga keterbatasannya, mereka berupaya mewujudkan mimpinya.
Abdul Rahman selaku Pendamping Program Cabang Dompet Dhuafa Singgalang Unit Solok juga mengatakan, “Di antara beberapa komoditi, di pilih pemberdayaan ekonomi pertanian kopi arabica. Pasalnya jenis tersebut memiliki harga jual lebih tinggi dari jenis robusta. Pun persentase konsumsinya yang lebih mayoritas. Setelah uji laboratorium Q Grader, hasil pertanian kopi arabica Solok Sirukam memiliki grade specialty. Ini juga menjadi peluang bagi para petani lokal melalui pemberdayaan dari hulu ke hilir ke depannya".