Sabtu 21 Dec 2019 23:07 WIB

Dai Muda Diminta Sampaikan Dakwah Positif di Medsos

Dai diminta untuk selalu memberikan kabar baik dan mempromosikan dakwah.

Rep: Muhyiddin/ Red: Teguh Firmansyah
Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora, Asrorun Niam saat mendapatkan anugerah sebagai tokoh penggerak dai preneur dalam acara Halaqoh Dakwah dan FKDMI Award di Hotel Bintang Jakarta Pusat, Sabtu (21/12).
Foto: dok. Istimewa
Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora, Asrorun Niam saat mendapatkan anugerah sebagai tokoh penggerak dai preneur dalam acara Halaqoh Dakwah dan FKDMI Award di Hotel Bintang Jakarta Pusat, Sabtu (21/12).

REPUBLIKA.CO.ID,   JAAKARTA -- Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), Asrorun Niam Sholeh meminta agar dai muda menyampaikan dakwah positif di media sosial. Hal ini disampaikan Niam dalam acara Halaqoh Dakwah dan FKDMI Award di Hotel Bintang Jakarta Pusat, Sabtu (21/12).

"Menyesuaikan tema FKDMI tentang menangkal radikalisme, dakwah positif di media sosial dan memberikan gambaran yang positif adalah hal yang wajib dilakukan oleh kalangan dai muda di FKDMI khususnya dan pemuda seluruh Indonesia pada umumnya," ujar Niam dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (21/12).

Baca Juga

Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora ini menjelaskan, seorang dai juga harus memberikan kabar baik, serta mempromosikan dakwah yang tidak defensif dan ofensif di Indonesia.

"Karenanya, dai adalah mandat kekhalifahan yang ada pada diri kita semua. Sebagai seorang dai harus menempatkan posisi di ruang terbuka bukan ruang hampa sesuai dengan kondisi yang ada," ucapnya.

Sementara itu, Ketua Umum FKDMI, Moh. Nur Huda menjelaskan, kegiatan Halaqoh Dakwah dan FKDMI Award ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Harlah Ke-24 FKDMI. Kegiatan ini mengangkat tema ”Implementasi Nilai kebangsaan di kalangan Generasi Muda dalam Menangkal Radikalisme dan Intoleransi dalam Dunia Dakwah”.

Menurut dia, tema tersebut diangkat untuk mencarikan solusi terhadap permasalahan bangsa saat ini, terutama tentang maraknya radikalisme. "Gambaran kondisi bangsa Indonesia yang kian terancam dari paham radikal dan gerakan intoleransi sudah seharusnya dicarikan solusi konkret agar NKRI tetap utuh dan kokoh. Maka kebutuhan saat ini adalah menguatkan pilar-pilar dakwah dengan narasi nilai-nilai toleransi,” kata Huda.

Atas dasar pemikiran tersebut, kata dia, dai muda yang tergabung dalam FKDMI merasa terpanggil untuk turut serta meneguhkan kembali nilai-nilai toleransi dalam rangka melawan gerakan radikalisme dan intoleransi. Sebab, menurut dia, ancaman tersebut bertentangan dengan ajaran Islam dan berdampak pada perpecahan antar umat dan warga negara Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement