Jumat 20 Dec 2019 20:39 WIB

Psikolog Periksa Tersangka Perusakan Alquran Tasikmalaya

Dari pemeriksaan sementara, tersangka mengidap skizofrenia residual.

Psikolog Periksa Tersangka Perusakan Alquran Tasikmalaya. Alquran/Ilustrasi
Foto: Republika/ Wihdan
Psikolog Periksa Tersangka Perusakan Alquran Tasikmalaya. Alquran/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Polisi mendatangkan psikolog untuk memeriksa kondisi kejiwaan ERN (33 tahun), tersangka kasus dugaan perusakan Kitab Suci Alquran di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Dari hasil pemeriksaan sementara, tersangka mengalami gangguan kejiwaan.

"Dapat kami simpulkan dari alat ukur dan riwayatnya, dia mengalami gangguan skizofrenia residual," kata psikolog Endra Nawawi di Markas Polres Tasikmalaya Kota, Jumat (20/12).

Baca Juga

Polres Tasikmalaya Kota telah menetapkan satu orang sebagai tersangka kasus perusakan Alquran di Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Kamis (19/12) dini hari. Kepolisian lalu meminta bantuan tim psikolog untuk memeriksa kondisi kejiwaan tersangka hingga berani melakukan perusakan Alquran tersebut.

Endra menyampaikan, pemeriksaan dilakukan untuk mendiagnosis kesehatan jiwa tersangka, yang disimpulkan sementara mengalami gangguan skizofrenia residual. "Ini (skizofrenia residual) adalah pecahnya kepribadian," katanya.

Ia mengungkapkan, pada dua menit pertama tersangka masih bisa diajak berkomunikasi dengan baik, namun selanjutnya terdapat beberapa bagian komunikasinya yang tidak sinkron atau tidak dapat menyimpulkan makna pembicaraannya. Selanjutnya, kata Endra, tersangka menjalani tes tulis, hasilnya menunjukkan tersangka mengalami skizofrenia residual, namun hasil itu akan terus didalami dengan menganalisis riwayat tersangka.

"Dia masih beberapa bagian nyambung, kita akan terus dalami," katanya.

Ia menjelaskan, gangguan skizofrenia menyebabkan cara berpikir tersangka mundur selama tiga atau empat tahun lalu. Tersangka saat ini merasa hidup di masa lalu, bahkan tidak mengenal waktu seperti tanggal dan hari.

Menurut dia, kondisi kejiwaan seperti itu menimbulkan cara berpikir tersangka kacau sehingga berkomunikasi pun tidak sinkron. "Kita lihat terjadi kekacauan dalam berpikirnya," katanya.

Polisi saat ini masih menahan tersangka untuk pemeriksaan hukum lebih lanjut terkait perbuatannya yang melanggar hukum.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement