REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pusat Kajian Strategis Badan Amil Zakat Nasional (Puskas Baznas) menggelar Seminar Nasional Zakatnomics dan Public Expose 2019, Kamis (19/12). Seminar yang bekerja sama dengan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang (FAI-UMM) ini mengangkat tema "Penguatan Pilar-Pilar Riset Zakat Menyongsong Renstra BAZNAS 2020”.
Kepala Puskas BAZNAS, Muhammad Hasbi Zaenal, menjelaskan seminar yang diadakan UMM ini mendiseminasi setidaknya lima dari 17 produk penelitian yang dihasilkan sepanjang 2019. Hasbi berharap, kegiatan ini bisa meningkatkan implementasi pendistribusian dan pendayagunaan zakat. Sebab, Baznas memandang sangat penting program-program tersebut bisa berdasarkan riset-riset dan kajian.
"Karena kita ingin sekali program-program yang kita implementasikan di lapangan bisa terus-menerus kita kembangkan berdasarkan hal-hal yang kita temukan di lapangan,” kata Hasbi.
Untuk mewujudkannya, Hasbi mengungkapkan, Baznas sejak 2017 sudah mengembangkannya melalui lembaga program Pusat Kajian Strategis. Selama dua tahun terakhir sudah banyak kajian-kajian yang dihasilkan. Bahkan, akan segera diimplementasikan dalam setiap program yang dimiliki serta diaplikasikan ke cabang Baznas seluruh Indonesia.
Di kesempatan sama, Rektor UMM Fauzan berpendapat, zakat pada dasarnya sebuah dunia pragmatis yang didasari oleh suatu keyakinan teologinya tinggi. Oleh sebab itu, kepercayaan atas dijalankannya manajemen perzakatan juga musti tinggi.
“Maka, selain dibutuhkan pengelolaan atau manajemen zakat yang baik, dibutuhkan juga orang-orang yang punya komitmen untuk mampu mengelola zakat agar terkelola maksimal,” ucapnya dalam keterangan pers yang diterima Republika, Jumat (20/12).