REPUBLIKA.CO.ID, JTA – Kelompok Yahudi memperbaiki rumah seorang Muslim Albania yang dilanda gempa, beberapa waktu lalu.
Tindakan itu dilakukan lantaran sikap balas budi Yahudi terhadap keluarga Muslim yang memberi tumpangan dan pertolongan saat tragedi Holocaust berlangsung pada masa Nazi Jerman, era Adolf Hitler.
Dilansir dari The Times of Israel, Kamis (19/12), rumah Muhamet Bicaku (83 tahun) hancur dalam musibah gempa bumi pada (26/11) lalu yang merenggut nyawa setidaknya 55 orang di negara Balkan.
Rumah Bicaku diperbaiki sebuah organisasi yang berbasis di Polandia. Hal ini sebagai bentuk balas budi atas kepedulian Muslim dengan tindakan penyelamatan kaum Yahudi di masa lalu.
Depths berhasil mengumpulkan dana sebesar 10 ribu dolar AS untuk memulihkan rumah tersebut. Pendiri Depths, Jonny Daniels, menulis dalam sebuah pernyataan, pada Rabu (18/12), bahwa misi tersebut dilakukan sebagai bentuk kemanusiaan.
Pihaknya juga terus menggalang dana bagi para korban gempa bumi di Albania itu. Saat ini, pihaknya berhasil mengumpulkan dana sebesar 45 ribu dolar AS dan penggalangan dana masih terus berlangsung. "Penggalangan dana masih terus berlangsung," kata dia.
Diketahui, Muhamet Bicaku masih berusia lima tahun ketika ayahnya mulai menyembunyikan para pengungsi Yahudi di rumahnya. Johny mengatakan bahwa Bicaku sekarang hidup dalam kondisi yang penuh sesak di rumah salah seorang anaknya di Durres, 20 mil barat Tirana.
Pada 2007, keluarga Bicaku menerima Penghargaan Keberanian atas nama keluarganya. Ayah dan saudara lelakinya diakui pada 1996 oleh Israel sebagai Righteous Among the Nations, gelar negara untuk non-Yahudi yang mempertaruhkan hidup mereka untuk menyelamatkan orang Yahudi selama Holocaust.
"Mereka menawari orang-orang kita kebutuhan dasar manusia, tempat berlindung, selama masa-masa sulit mereka, menyelamatkan hidup mereka," tulis Daniels.
Untuk itu dia menyebut, sudah seharusnya bagi umat Yahudi hari ini untuk bersatu dan membalas jasa para keluarga Muslim tersebut yang tengah mengalami kesulitan.
Seperti dimetahui, selama Holocaust pada masa Nazi Jerman berlangsung, ayah Bicaku, Mefail, dan kakak lelaki, Njazi, melindungi sekitar 20 keluarga Yahudi dari pasukan pendudukan Italia dan Jerman di Qarrishte, sebuah kota yang terletak sekitar 50 mil di timur ibu kota Tirana.