Rabu 18 Dec 2019 15:07 WIB

MUI Pusat Gelar Forum Ukhuwah Islamiyah Bersama Ormas Islam

Para peserta dari ormas menyampaikan pandangan terkait kehidupan umat Islam terkini.

Rep: Rossi Handayani / Red: Ani Nursalikah
Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia Pusat (DP MUI Pusat) melalui komisi Ukhuwah Islamiyah menyelenggarakan kegiatan silaturahmi nasional forum Ukhuwah Islamiyah 2019 di Kantor MUI Pusat, Rabu (18/12).
Foto: Republika/Rossi Handayani
Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia Pusat (DP MUI Pusat) melalui komisi Ukhuwah Islamiyah menyelenggarakan kegiatan silaturahmi nasional forum Ukhuwah Islamiyah 2019 di Kantor MUI Pusat, Rabu (18/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia Pusat (DP MUI Pusat) melalui Komisi Ukhuwah Islamiyah menyelenggarakan kegiatan silaturahim nasional forum Ukhuwah Islamiyah 2019 di Kantor MUI Pusat, Rabu (18/12). Dalam kesempatan ini hadir puluhan pengurus organisasi masyarakat (ormas) Islam dan ormas pemuda Islam.

"Bangsa ini sangat majemuk, sangat beragam terdiri dari berbagai suku, ras, etnis dan agama, lebih khusus lagi kemajemukan tersebut terjadi pada umat Islam yang tergabung dalam berbagai ormas dan kelembagaan Islam," kata Wakil Menteri Agama sekaligus Wakil Ketua MUI, Zainut Tauhid, Rabu.

Baca Juga

Setelah pemaparan dari para pembicara dalam forum ini, para peserta dari berbagai ormas menyampaikan pandangannya terkait kehidupan umat Islam saat ini, baik dari dalam dan luar negeri. Kegiatan forum ini mengangkat tema "Refleksi Perjalanan Penguatan Ukhuwah Islamiyah di Indonesia".

Zainut mengatakan, masing-masing ormas Islam memiliki karakter yang berbeda, baik dari sisi agenda, gerakan, dan pemahaman agama. Untuk itu penting bagi MUI meletakkan dasar-dasar ukhuwah islamiyah. MUI memiliki pedoman dalam membangun ukhuwah islamiyah.

"Kita menyamakan pemahaman terhadap satu masalah, dengan tetap memberikan penghormatan terhadap perbedaan itu, perbedaan pandangan dalam ubudiyah itu adalah satu keniscayaan. MUI memberikan suatu pedoman, ketika perbedaan masih dalam ikhtilaf, perbedaan harus diterima dengan tasamuh dengan toleran," ucap Zainut.

Ia mengungkapkan, umat Islam kerap disibukkan dengan permasalahan tidak fundamental sehingga sering terjadi perpecahan. Untuk itu perlu digalang persatuan umat, sehingga dapat tercipta kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Menurut Zainut, umat Islam begitu besar jumlahnya, namun tidak memiliki peranan yang cukup besar. Hal ini yang perlu menjadi perhatian bersama, melalui forum ini dapat merefleksikan diri peranan yang dapat diambil.

Ketua Bidang Pengkajian dan Penelitian MUI Maman Abdurahman menjelaskan, ungkapan ukhuwah sudah menjadi bahasa Indonesia. Kata ini tidak asing bagi siapa pun yang sehari-hari berbahasa Indonesia, khususnya umat Islam sehingga memunculkan ungkapan ukhuwah Islamiyah, ukhuwah laniyah, yaitu ukhuwah yang didasarkan atas ajaran Islam bagi kaum Muslimin.

Ungkapan ini bukan hanya memiliki sejarah panjang dalam membangun umat dan sekaligus bangsa, tetapi juga mengandung spirit teologis, spiritulis, dan ideologis. Secara sosiologis, ukhuwah merupakan fitrah kehidupan, khususnya manusia sehingga merasa tenang dan tentram hidup berteman dengan orang lain. Dalam Islam, ukhuwah ditata dan dibangun lewat ibadah, seperti dalam shalat berjamaah, shalat ldul Fitri, ldul Adha lebih, bahkan silaturahim dalam petemuan tertentu dengan ucapan salam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement