REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Dewan Muslim Inggris (MCB) mendorong penduduk Muslim di negara itu untuk memberikan suara mereka dalam pemilihan umum Inggris tahun ini. Lembaga perwakilan Muslim Inggris ini menegaskan kembali, bahwa Muslim di sana memiliki kewajiban sipil dan agama untuk memilih dalam pemilu yang digelar pada 12 Desember 2019 lalu.
Mereka memperkirakan, pemilih Muslim Inggris akan lebih vokal dalam pemilihan kali ini dibanding pemilu sebelumnya dalam sejarah Inggris.
MCB telah bekerja sama dengan mitra lokal dan afiliasi di seluruh negara itu untuk mengerahkan suara dari komunitas Muslim.
Sebab, suara Muslim memiliki peran penting dalam menentukan pemilu kali ini. Penelitian yang dilakukan organisasi ini menyebut, suara Muslim mungkin memiliki peran menentukan dalam 31 daerah pemilihan marginal.
Meskipun non-partisan, MCB cukup vokal mengajak Muslim untuk memilih sepanjang kampanye pemilihan. Mereka menyerukan soal isu Islamofobia dari Partai Konservatif.
Sekjen MCB, Harun Khan, mengatakan mereka telah menjadi salah satu suara utama bagi umat Islam di Inggris terkait pemilihan itu. Mereka menggerakkan Hari Pendaftaran Pemilih Muslim Nasional yang pertama, hingga mengidentifikasi daerah pemilihan di mana Muslim memiliki peran terbesar. Hal itu dalam rangka menantang golongan media dan politik tentang Islamofobia.
"Kekhawatiran Muslim terlalu penting untuk diabaikan. Hasilnya adalah pemilihan ini diprediksi memiliki jumlah pemilih Muslim tertinggi dalam sejarah," kata Harun, dilansir di laman resmi Dewan Muslim Inggris, pada Sabtu (14/12).