Sabtu 14 Dec 2019 09:24 WIB

Saung Yatim Ingin Berperan Sebagai Ayah Pengganti Yatim

Ada 31 anak yatim dan ibunya yang disantuni Saung Yatim

ANnur Albar, pendiri Saung Yatim
Foto: Saung Yatim
ANnur Albar, pendiri Saung Yatim

Saung Yatim, yayasan yang bergerak di bidang pendidikan untuk anak-anak yatim.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Yayasan Saung Yatim berdiri ingin membantu anak-anak Yatim sebagai pengganti ayah bagi mereka. Membina, mendidik, dan mendorong anak-anak yatim seperti keluarga pada umumnya. “Kami menyebutnya keluarga yatim,” kata Pendiri Yayasan Saung Yatim, Noor Akbar, dalam keterangan video yang diterima, Jumat (13/12).

Annur yang kelahiran Jakarta ini, sejak awal memiliki cita-cita membangun lembaga pendidikan. Cita-cita itu coba ia tuangkan usai menempuh pendidikan tinggi di Jakarta. Lulusan UIN Syarif Hidayatullah ini mulai membangun cita-citanya di Tajur Halang, Bogor. Lalu tercetuslan Saung Yatim.

“Disebut saung karena tempat kami di Tajur Halang begitu asri, masih sejuk dan identik dengan alam. Disebut yatim, karena lembaga ini fokus untuk anak-anak yatim,” kata dia.

Sejak tahun 2019, pembangunan fasilitas yayasan mulai dibangun. Mulai dari kantor, kamar, dapur, gudang, dan kelas. Proses pembangunanya masih berjalan seiring dengan kegiatan yayasan.

Saung Yatim berdiri untuk membina dan mendidik anak yatim.

“Santunan pertama 14 anak yatim, bulan-bulan berikutnya menjadi 31 yatim. Kelak satu desa yang nantinya santunan akan diberikan berupa pembinaan pendidikan dan sebagainya kepada anak yatim maupun ibunya,” kata dia yang sudah mendaftarkan yayasannya untuk penyelenggaraan pendidikan ini.

Annur mengungkap, Saung Yatim dalam memberikan santunan ingin memainkan peran sebagai ayah pengganti yakni membina mereka daei nol hingga mereka mencapai masa depannya. Jika ada yatim yang ingin kuliah akan dibantu mencarikan donaturnya. “Bagi yang mau bekerja, akan kami bantu dengan menghubungkan kepada para perusahan,” kata dia.

Annur pun membuka kesempatan kepada siapa saja yang ingin ambil bagian dalam gerakan ini. Menurutnya, dakwah tentu membutuhkan bantuan dari pihak lain seperti halnya manusia sebagai mahluk sosial yang membutuhkan bantuan orang lain.

“Dalam gerakan ini, saya bekerjasama dengan perangkat desa, MUI, dan santri-santri saya di Lenteng Agung. Kami pun terbuka kepada siapa saja yang mau bergabung dengan keluarga Saung Yatim,” kata.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement