Sabtu 14 Dec 2019 05:36 WIB

Sisi Positif Peristiwa Gosip Panas yang Menerpa Aisyah RA

Aisyah RA bersabar saat diterpa gosip tak sedap.

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Aisyah RA tetap bersabar walau diterpa gosip tentang kejahatan yang tidak dia lakukan.
Foto: Antara/Saptono
Aisyah RA tetap bersabar walau diterpa gosip tentang kejahatan yang tidak dia lakukan.

REPUBLIKA.CO.ID, “Walau malam gelap, ia dipenuhhi bintang-bintang. Dan akhirnya sang surya melumat habis petang. Hujan Rahmat berselubung awan mendung. Bila saatnya, turunlah air tak terbendung.”  

Penggalan kalimat di atas adalah terjemahan dari bait Kasidah Munfarijah sebagaimana diuraikan Abdul Wahid dalam Selama Datang Gundah!: Anotasi Kasidah Munfarijah.     

Baca Juga

Bait tersebut mengajarkan kepada umat Islam untuk selalu selalu berpikiran optimis dan bersabar. Umat harus menyadari bahwa selain memberikan gelap, mendung juga menjanjikan hujan. Hal ini digambarkan Wahid dalam kisah Sayyidah Aisyah yang diserang dengan fitnah perselingkuhan. 

Wahid menjelaskan, ketika kaum munafik dan kroni-kroninya menebarkan gosip bahwa Sayyidah Aisyah telah berbuat serong dengan Shafwa bin Ma’thal al-Silmy, Nabi Muhammad SAW dan Aisyah serta para sahabatnya pun tergoncang.  

Meskipun mereka tidak percaya, gosip perselingkuhan tersebut cukup mengganggu. Mereka pun menunggu wahyu tapi yang ditunggu tak kunjung turun, empat puluh hari lamanya wahyu terhenti. Akhirnya turunlah rangkaian ayat yang menyatakan kebohongan besar pada penebar gosip.  

Namun, dalam firman-Nya, alih-alih menyebutnya sebagai keburukan, tapi Allah SWT justru menegaskan bahwa gosip itu sebagai kebaikan. Kebaikan apa bagi keluarga yang diserang fitnah perselingkuhan seperti itu?   

Menurut Wahid, setidaknya ada tiga kebaikan yang bisa diambil. Pertama, yaitu buah kesabaran dari suatu ujian karena mengharap ridha Allah, demikianlah orang-orang saleh menghadapi kezaliman. Kedua, gosip tersebut justru menyingkap tabir hati para penebar gosip  

Kalau saja mereka tidak menebarkannya, tentu kebencian itu akan tersimpan rapi selamanya. Sedangkan yang ketiga, yaitu turunnya 18 ayat yang secara khusus menjelaskan kesucian Aisyah dan persaksian Tuhan langsung bahwa penebar gosip adalah pembawa berita yang tercela dan terkutuk.  

“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu...” (QS al-Nur: 11). 

Jadi, kapan mendung menumpahkan air? Kapan mentari melumat habis gelap malam? Kapan seseorang bisa terlepas lega dari cengkraman masalahnya? Sayangnya, tidak ada yang tahu kapan tepatnya. Namun, menurut Wahid, orang cerdas hanya bisa menjawab, “Sabar, serahkan, dan berprasangka baiklah kepada Allah.” 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement