REPUBLIKA.CO.ID, WINDSOR -- Keberadaan bank makanan yang dikelola Masjid Windsor telah banyak membantu masyarakat, terutama kaum dhuafa yang membutuhkan di Kanada. Masuknya pendatang baru membuat bertambahnya distribusi yang dikeluarkan bank makanan di Masjid Windsor di Windsor-Essex County, Kanada.
Direktur Program Bantuan dan Kesejahteraan Sosial Islam yang mengelola bank makanan di Masjid Windsor, Dawud Aderinto, mengatakan memberi sumbangan makanan kepada sekitar 450 keluarga setiap bulan. "Setiap bulan kami menghabiskan 6.000 dolar AS hingga 10 ribu dolar AS untuk makanan," kata Aderinto seperti dilansir CBC News, Jumat (13/12).
Asosiasi Islam Windsor dan Masjid Windsor juga terlibat dalam kegiatan memberikan makanan pada saat perayaan Natal yang menjadi salah satu dari empat program yang dilakukan sepanjang tahun. Aderinto mengatakan penerima bantuan bank makanan kebanyakan adalah Muslim.
Namun, menurut Aderinto, siapa pun bisa menerima bantuan dari bank makanan. Bank makanan mendistribusikan bantuan berdasarkan pendapatan individu penerimanya, bukan karena agama yang dianut.
Salah satu penerima manfaat bank makanan adalah Mustafa Akyar. Pria yang sebelumnya berprofesi sebagai sopir truk itu kini harus menderita penyakit kronis yang membuatnya harus dioperasi.
Akyar pun berterima kasih atas bantuan yang diberikan bank makanan. "Ini sangat membantu, hari ini ada banyak orang yang membutuhkan jadi aku sangat menghargainya," kata Akyar.
Begitu pun dengan Gimil Khassim yang hanya mengandalkan pensiunan kecil untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama istrinya. Khassim merasa terbantu dengan keberadaan bank makanan, terlebih dengan melonjaknya harga akhir-akhir ini. Khassim juga berterima kasih dengan pemberian sayur mayur segar yang biasa dibagikan bank makanan setiap selesai pelaksanaan shalat Jumat.
Direktur Humas Masjid Windsor, Sinan Yasarlar, mengatakan bank makanan di Windsor-Essex Country sangat penting. Ia pun menyerukan pada masyarakat yang mampu membantu keberlangsungan bank makanan Masjid Windsor.
"Jika kita tak membantu mereka, siapa yang akan membantu?" kata Yasarlar.
Ikuti Whatsapp Channel Republika