REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Media Israel Channel 7 pada Senin lalu mengungkapkan rencana Israel untuk membuat bangunan tambahan di dalam Masjid Ibrahimi di pusat Hebron. Menurut Jaringan Berita Palestina, seperti dilansir di IMEMC News, Rabu (4/12), proyek itu bernilai sekitar 500 ribu shekel.
Proyek tersebut termasuk merancang sebuah lift di antara bangunan tambahan lainnya. Lift ini secara khusus diperuntukkan untuk para pemukim ilegal Israel. Koordinator Urusan Wilayah Israel, Kamil Abu Rokon, telah mengirim surat ke kota Hebron beberapa bulan yang lalu yang isinya meminta mereka mengesahkan pekerjaan tersebut.
Rokon mengatakan kepada mereka penolakan terhadap proyek itu berarti pengerahan militer di daerah tersebut. Bahkan, Israel juga menegaskan akan tetap melakukan pekerjaan proyek itu secara sepihak.
Saluran bahasa Ibrani itu menjelaskan, berdasarkan perjanjian Hebron, tanggung jawab area Masjid Ibrahimi berada di bawah lembaga wakaf Islam di Hebron. Kendati begitu, proyek tersebut akan tetap dilaksanakan kendati pemerintah kota Hebron menolaknya.
Otoritas pendudukan memang mempercepat langkah untuk mencaplok sebagian besar kota Hebron. Hal itu terutama di daerah pusat di mana kota tua itu berada.
Menurut B'Tselem, ada sebanyak 700 pemukim ilegal Israel di H2 yang berada di bawah kendali Israel, yang hidup di antara 34 ribu warga Palestina lainnya. Sementara itu, ada sebanyak 622.670 pemukim yang tinggal di seluruh Tepi Barat yang diduduki.