Selasa 03 Dec 2019 04:10 WIB

Islam Jadi Agama yang Tumbuh Paling Cepat di Dunia, Mengapa?

Islam tumbuh sebagai agama paling cepat di dunia,

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Nashih Nashrullah
Jumlah umat Islam akan terus bertambah. Foto shalat berjamaah (ilustrasi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Jumlah umat Islam akan terus bertambah. Foto shalat berjamaah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  Populasi global diprediksi akan meningkat cepat. Menurut Pusat Penelitian Pew yang berpusat di Washington D.C, populasi dunia akan tumbuh 32 persen pada 2060.

Penelitian yang dilakukan 2017 itu menyatakan dari jumlah tersebut, Muslim diperkirakan akan tumbuh sebesar 70 persen. Jumlah itu, diproyeksikan akan mulai meningkat pada paruh kedua di abad ini. Bahkan, umat Muslim akan melampaui jumlah orang Kristen di seluruh dunia.

Baca Juga

Direktur Asosiasi Research dan Senior Demografi di Pusat Penelitian Pew, Conrad Hackett, memaparkan kenaikan populasi tersebut saat di wawancarai Jeremy Hobson dalam Program Here & Now. 

Saat ditanya mengapa populasi Muslim global tumbuh begitu pesat? Conrad Hackett mengatakan, Muslim merupakan kelompok agama besar dengan pemeluk termuda di dunia. 

Dia mengatakan, Muslim memiliki usia rata-rata 24 tahun. Muslim memiliki lebih banyak anak daripada pemeluk agama lain. Sekitar tiga anak per wanita yang beragama Islam, dibandingkan dengan sekitar 2,2 anak per wanita yang bukan Muslim Di dalam dunia. 

"Bagi umat Islam sejauh yang bisa kami ceritakan adalah benar-benar tentang peningkatan yang riil: banyak Muslim dilahirkan daripada yang sakit sekarat pada tahun tertentu," katanya.

Saat ditanya ihwal banyaknya yang mengubah identitas agama (berpindah agama), Conrad Hackett menyatakan, tidak melihat banyak perubahan dalam agama Islam. 

Di Mesir, dia menurutkan, Muslim mempertahankan identitas agamanya hingga dewasa seperti halnya pemeluk Kristen. Terdapat batasan untuk berpindah agama di negara-negara mayoritas Muslim. Jika berpindah keyakinan, mereka akan menghadapi konsekuensi hukum dengan sebutan murtad.  

Namun, dia menjelaskan, berpindah agama hanyalah mereka yang lahir dan tumbuh beragama menjadi mereka yang mengidentifikasikan diri tanpa agama. Jumlah orang yang mengaku tidak beragama juga sangat tebatas. "Orang-orang itu cenderung memiliki anak lebih sedikit daripada orang yang memiliki afiliasi agama," jelasnya.

  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement