REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rasulullah SAW merupakan pribadi yang penuh dengan cinta dan kasih sayang. Saking penuh rasa kasih dan sayang, Rasulullah pun berpesan kepada para suami untuk bersikap bijak kepada istrinya.
Rasulullah berpesan kepada para suami agar tetap bersabar menghadapi sikap para wanita yang kurang disukai. Meski ada hal-hal yang tidak disukai dari gelagat atau sikap istri, hal itu tidak menjadi alasan bagi para suami untuk berlaku kasar.
Rasulullah SAW berkata dalam hadis yang diriwayatkan Imam Muslim dan Imam Ahmad:
لا يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ
"La yafrak mu'minun mu'minatan in kariha minha khuluqan radhiya minha akhara."
Yang artinya: "Janganlah marah (laki-laki Muslim/suami) kepada seorang wanita Muslimah (istri). Jika tidak menyukai perangai darinya, maka sukailah perangai lainnya.".
Dalam berbagai literatur, Rasulullah bahkan telah mencontohkan bagaimana laku sikap dan kata-katanya terhadap istri-istrinya sendiri. Belum ada satu hadis pun yang menyebut bahwa Rasulullah pernah memukul atau mengumpat istri-istrinya.
Sebaliknya, Rasulullah justru kerap memanggil istri-istrinya dengan panggilan sayang. Dan tak jarang, Rasulullah bahkan tak ingin menyusahkan istri-istrinya dengan hal yang kemungkinan masih bisa dikerjakan olehnya sendiri.
Terdapat sejumlah hadis yang menceritakan bagaimana Rasulullah kerap menjahit pakaiannya sendiri, mengambil pakaiannya sendiri, dan hal-hal lainnya yang terpuji.