Rabu 27 Nov 2019 17:23 WIB

UIII Tampung Masukan Akademisi Timur Tengah dan Barat

UIII akan mengadopsi kurikulum perguruan tinggi Timur Tengah dan Barat.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) dan Pendidikan Tinggi Islam (DIKTIS) Kemenag RI mengadakan Expert Meeting dengan tema: Seizing the Moment for Reinventing Muslim Civilization (Merebut Momentum untuk Menemukan Kembali Peradaban Islam).
Foto: Dok Kemenag
Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) dan Pendidikan Tinggi Islam (DIKTIS) Kemenag RI mengadakan Expert Meeting dengan tema: Seizing the Moment for Reinventing Muslim Civilization (Merebut Momentum untuk Menemukan Kembali Peradaban Islam).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) Kamaruddin Amin meyakini Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) akan mampu melahirkan ulama maupun cendekiawan yang merupakan perpaduan antara keilmuan Timur Tengah dan Barat.

Untuk itulah, lanjut Kamaruddin, UIII pada awal pekan ini melakukan pertemuan dengan para akademisi dari perguruan tinggi Timur Tengah dan Barat. Pertemuan tersebut merupakan agenda untuk menyampaikan masukan tentang tata kelola dan kurikulum di perguruan tinggi mereka.

Baca Juga

"Masukan-masukannya tentu kita akan mencoba mengadopsi atau menerima masukan-masukan dari mereka, masukan itu bukan hanya terkait kurikulum tapi juga pengelolaan perguruan tinggi internasional, karena mereka di samping ilmuwan juga pejabat-pejabat perguruan tinggi," kata dia.

Kamaruddin melanjutkan, konsep tata kelola dan kurikulum UIII bisa diadopsi dari beberapa perguruan tinggi seperti Al-Azhar Kairo Mesir, Universitas Qurawiyyin Maroko, dan Universitas Sousse Tunisia. Sedangkan dari Barat yakni seperti Universitas McGill Montreal Kanada.

"Misalnya Al-Azhar yang merupakan salah satu perguruan tinggi tertua di dunia, Qurawiyyin juga termasuk perguruan tinggi tertua di dunia. Dari Tunisia dan juga dari Barat seperti Universitas McGill, dari Eropa, Amerika juga ada," ungkapnya.

Dengan begitu, papar Kamaruddin, UIII akan menjadi perguruan tinggi internasional yang mengombinasikan tradisi kesarjanaan dan keilmuan yang ada di berbagai negara. Diharapkan pula UIII melahirkan ulama dan cendekiawan yang memahami ilmu-ilmu sosial dan persoalan kemasyarakatan, serta dinamika sosial yang terjadi.

"Kira-kira UIII akan memproduksi ulama yang tidak sepenuhnya sama seperti Al-Azhar tapi juga tidak seperti dari Barat, jadi ada kombinasi, ada kombinasi karakter keilmuan, kombinasi tradisi kesarjanaan dari Timur Tengah dengan tradisi keilmuwan Barat," jelasnya.

Sebagai perguruan tinggi berkelas dunia, kata Kamaruddin, manajemennya tentu berbeda dengan perguruan tinggi domestik. "Baik dari sisi manajemen SDM-nya, kurikulumnya dan seterusnya," tutur dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement