Rabu 27 Nov 2019 12:12 WIB

Konsep Kurikulum UIII Padukan Timur Tengah dan Barat

UIII akan memperkaya kurikulum dengan pendekatan-pendekatan ilmu sosial dan humaniora

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Alat berat melakukan penertiban lahan pembanguan UIII, Rabu (13/11)
Foto: Dok Istimewa
Alat berat melakukan penertiban lahan pembanguan UIII, Rabu (13/11)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Prof. Dr. Komaruddin Hidayat menuturkan, konsep kurikulum UIII akan memadukan pendekatan tekstual di perguruan tinggi Timur Tengah dengan pendekatan empiris kontekstual di perguruan tinggi Barat.

"Kita ingin mengintegrasikan pendekatan yang tekstual dengan pendekatan empiris kontekstual. Selama ini tradisi keilmuan di Barat sangat empiris kontekstual, sedangkan tradisi di Timur Tengah sebagian lebih pada teksnya. Kita ingin mencoba mengintegrasikan," kata dia kepada Republika.co.id, Selasa (26/11).

Baca Juga

Komaruddin menjelaskan, tradisi keilmuan Islam di Timur Tengah tentu ada yang perlu diadopsi oleh UIII. Misalnya pada Universitas Al-Azhar Kairo Mesir, Universitas Qurawiyyin Maroko, dan Universitas Sousse Tunisia.

"Tentu ada hal-hal yang memang bagus dari Timur Tengah, tradisi Islam ini ya kita pertahankan seperti dari Al-Azhar (Mesir), (Universitas Qurawiyyin) dari Maroko dan (Universitas Sousse) dari Tunisia yang mereka sudah punya tradisi bagus," tutur dia.

UIII, papar Komaruddin, akan memperkaya kurikulumnya dengan pendekatan-pendekatan ilmu sosial dan humaniora yang selama ini lebih berkembang di Barat. Beberapa akademisi dari perguruan tinggi di Timur Tengah dan Barat juga bakal diminta untuk mengajar di UIII.

Sebagian sudah ada yang menunjukkan ketertarikannya. Namun, Komaruddin mengakui, upaya ini agak terkendala dengan beberapa peraturan terkait perekrutan dosen-dosen asing. "Ini menyangkut peraturan di Indonesia, selama ini ada peraturan-peraturan yang agak menghambat perekrutan dosen-dosen asing," ujarnya.

Melalui UIII, Komaruddin ingin Indonesia memiliki universitas dengan daya tarik internasional. Tujuannya, selain untuk mengenalkan Indonesia pada dunia luar, juga memberikan kontribusi keilmuan Islam di kancah global.

Komaruddin juga berharap, UIII bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi perguruan tinggi Islam di Indonesia seperti IAIN dan UIN agar makin naik standardnya. UIII bisa dimanfaatkan misalnya oleh dosen-dosen di IAIN maupun UIN untuk menempuh perkuliahan selama satu semester di universitas yang tengah dibangun di Depok Jawa Barat itu.

"Mungkin istilahnya refreshment, dosen itu istirahat mengajar selama satu semester, nanti ikut kelas mata kuliah tertentu, atau misalnya di pusat bahasanya. Dan ini juga bisa menjadi tempat riset bagi orang luar yang tertarik meriset tentang Indonesia," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement