REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) Daarut Tauhiid (DT) Peduli, resmi menutup Program latihan menjahit di Rumah Produksi Difabel Creative Center (DDC), Bandung, belum lama ini. Pelatihan menjahit tersebut diberikan kepada 10 mustahik, agar nantinya dapat meningkatkan kesejahteraan ekonominya.
Kepala Bagian Program DT Peduli, Edwar Suhendar menutup rangkaian program pelatihan menjahit non difable, yang sudah berlangsung selama 30 hari. Edwar mengucapkan terima kasih kepada para peserta pelatihan yang sudah mengikutinya dengan baik hingga sudah pandai menjahit. Ia mengingatkan peserta untuk senantiasa terus bersyukur.
"Ketiga, aplikasikan ilmu yang telah didapat selama pelatihan menjahit, baik ilmu menjahitnya, maupun ilmu ketauhidan kepada Allah," kata Edwar, dikutip dari laman resmi DT pada Senin (2/12).
Porgram pelatihan menjahit merupakan lanjutan dari Program DT Peduli di Bidang Ekonomi. Program ini menitik beratkan pada pemberdayaan peningkatan keterampilan umat, agar mustahik dapat mandiri dari segi ekonomi. Pelatihan menjahit ini memang hanya dapat menampung peserta sebanyak 10 orang.
Pelatih menjahit Tati Haryati mengatakan kepada peserta untuk jangan asal bisa menjahit. Menurutnya, sangat disayangkan jika hanya menjahit baju saja.
"Bagi para peserta diharapkan setelah mengikuti pelatihan, jangan hanya asal bisa menjahit, tapi ilmu ini harus dimanfaatkan, sehingga menjadi sumber penghasilan tambahan bagi peserta, sehingga setelah dari sini bisa dapat membeli atau menyicil mesin jahit untuk buka usaha jasa menjahit," ucap Tati.