Senin 02 Dec 2019 14:24 WIB

Membuka Kemudahan dengan Istighfar

Beristighfar dapat menjadi penenang kalbu saat gundah dan emosi.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Agung Sasongko
Istighfar/ilustrasi
Foto: tumblr.com
Istighfar/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beristighfar dapat menjadi penenang kalbu saat merasa gundah, emosi, dan ditimpa musibah. Namun, dengan beristighfar, sesungguhnya kita tengah memohon kepada Allah SWT untuk dibukakan kemudahan atas segala cobaan.

Ibnu Taimiyah pernah bercerita, ketika dirinya tengah mengalami kebuntuan, beliau akan melakukan istighfar kepada Allah sebanyak 1.000 kali. Menurut dia, dengan beristighfar, Allah akan membukakan jalan keluar.

Hal ini juga ditegaskan Allah dalam Alquran surah Nuh ayat 10 berbunyi: "Fa qultu-staqbiru Rabbakum innahu kana ghaffara" yang artinya, "Maka aku katakan kepada mereka, mohonlah ampun kepada Rabb-Mu, sesungguhnya Dia Mahapengampun,".

Salah satu sebab ketenangan hati dan pikiran adalah dengan beristighfar kepada Allah. Karena, banyak hal yang dianggap berbahaya, padahal sesungguhnya mendatangkan manfaat.

Imam Ahmad dalam kitab Al-Musnad menjelaskan bahwa Allah tidak akan memberlakukan sebuah qadha kepada hamba-Nya, kecuali itu menjadi kebaikan kepadanya. Ibnu Taimiyah bahkan sempat ditanya tentang qadha keburukan:

"Sampai pun dengan kemaksiatan? Apakah qadha juga berlaku?" Kemudian Ibnu Taimiyah menjawab: "Ya, jika maksiat itu dibarengi dengan taubat dan penyesalan. Beristighfar dan dilanjutkan dengan kesadaran,".

Allah SWT dalam Alquran surah an-Nisa penggalan ayat 64 berfirman: "... wa lau annahum idz zhalamu anfusahum jaa-uka fastaghfarullaha wastaghfara lahumurrasulu la wajadullaha tawwaban rahima,". Yang artinya: "Sekiranya mereka menzalimi dirinya, maka mereka datang kepadamu (wahai Muhammad), lalu memohon ampun kepada Allah SWT. Dan Rasul pun memohonkan ampunan untuk mereka, niscaya mereka mendapati Allah Mahapenerima taubat lagi Maha Penyayang,".

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement