Senin 02 Dec 2019 10:18 WIB

Penyandang Disabilitas Daki Gunung Bersama Baznas

Baznas memeriahkan Hari Disabilitas Internasional yang diperingati setiap 3 Desember.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Dwi Murdaningsih
Alat bantu Difabel. Beberapa jenis alat bantu disabilitas dipajang saat Pekan Budaya Difabel di Yogyakarta, Senin (18/11).
Foto: Republika/ Wihdan
Alat bantu Difabel. Beberapa jenis alat bantu disabilitas dipajang saat Pekan Budaya Difabel di Yogyakarta, Senin (18/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar 50 penyandang disabilitas melakukan kegiatan mendaki Gunung Salak, Jawa Barat pada Sabtu (1/12) dan Ahad (2/12) bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional, yang diselenggarakan oleh Komunitas Relawan Garis Depan (Korgad).

Direktur Utama Baznas, Arifin Purwakananta mengatakan para sahabat disabilitas ini memiliki berbagai keunggulan pada banyak bidang yang tak diragukan. Mereka berkumpul untuk mengasah hobi kecintaan kepada alam, dan saling bertukar pikiran untuk masa depan.

Baca Juga

"Baznas bangga dan berterima kasih dapat bergabung dalam kegiatan ini. Baznas selalu mendukung upaya para sahabat disabilitas dalam berkarya dan mengukir prestasi," kata Arifin dalam keterangan tertulisnya kepada Republika.co.id.

Para peserta bersama-sama menaiki gunung untuk melakukan serangkaian kegiatan berupa kemah bersama, permainan motivasi, sarasehan dan diskusi membangun disabilitas tangguh yang siap menghadapi tantangan masa depan serta lomba Lintas Alam Tuna Netra. Selain itu, para sahabat penyandang disabilitas ini juga melakukan pembacaan Ikrar Melestarikan Lingkungan Hidup.

 

Rangkaian kegiatan dilaksanakan di Tempat Kegiatan Kawasan Wisata Halimun Salak, Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat. Hari Disabilitas Internasional diperingati setiap 3 Desember, dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang isu-isu disabilitas, hak-hak fundamental para penyandang disabilitas, dan integrasi para penyandang disabilitas di dalam setiap aspek kehidupan utama seperti aspek sosial, politik, ekonomi dan status budaya masyarakat mereka.

Peringatan ini memperluas kesempatan untuk mencapai tujuan kesetaraan hak asasi manusia, dan kontribusi dalam masyarakat dari penyandang disabilitas, yang diluncurkan oleh Program Dunia Aksi untuk para Penyandang Disabilitas, dideklarasikan oleh Majelis Umum PBB pada 1982.

Sekitar 15 persen dari jumlah penduduk dunia merupakan penyandang disabilitas. WHO mempunyai misi untuk meningkatkan kualitas hidup bagi para penyandang disabilitas melalui upaya nasional, regional dan global, dan meningkatkan kesadaran tentang besar serta dampaknya.

Pada 3 Deseember ditetapkan PBB sebagai Hari Penyandang Cacat Sedunia, yang kemudian sesuai dengan Ratifikasi Konvensi Hak Penyandang Disabilitas, maka istilah penyandang cacat diganti dengan istilah penyandang disabilitas. 

Pencanangan ini merupakan bentuk penghargaan Majelis Umum PBB terhadap jasa, peran dan kemampuan para penyandang disabilitas dan momentum bagi masyarakat internasional untuk memperhatikan dan menyelesaikan persoalan yang

dihadapi para penyandang disabilitas. Mereka yang tidak mampu melakukan seluruh atau sebagian dari aktivitas normal kehidupan pribadi atau sosial lantaran mengalami kelainan tubuh atau mental bisa digolongan sebagai penyandang disabilitas.

Penanggung Jawab Acara, Heru Jatmiko dari Korgad mengatakan Hari Disabilitas Internasional merupakan hari di mana seluruh dunia memandang perlu untuk diperingati. Hari ini dimeriahkan dengan kegiatan-kegiatan positif yang membawa dampak positif pula khususnya bagi para penyandang disabilitas.

"Kegiatan Disabilitas Mendaki Gunung ini diperlukan untuk memberikan kebahagiaan bagi sahabat disabilitas serta memberikan pesan moral kepada masyarakat luas seputar pelestarian lingkungan hidup," kata Heru.

Ia berharap, kegiatan Disabilitas mendaki gunung dapat menumbuhkan semangat para penyandang tunanetra dalam menapaki kehidupan dalam kesetaraan. 

"Kegiatan ini juga ditujukan untuk mempererat silaturahmi antara sesama penyandang disabilitas dan masyarakat umum. Dengan kegiatan di alam terbuka, kami juga ingin menyampaikan pesan moral Pelestarian Lingkungan Hidup," ucap Heru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement